Film merupakan sebuah karya seni yang dibuat dengan sistem audio dan visual (gambar, warna, suara), berfungsi sebagai hiburan dan juga sebagai penyampaian pesan. Film dapat disebut juga sebagai salah satu media komunikasi karena dengan menonton film, tentunya akan tersampaikan sebuah pesan atau amanat dan nilai-nilai moral kepada para penonton. Seiring berkembangnya zaman, film semakin mudah diakses melalui berbagai cara seperti, handphone, televisi, dan bioskop. Biasanya tema yang diangkat dalam sebuah film adalah seputar cermin kehidupan, pendidikan, serta nilai-nilai dalam masyarakat. Dengan tema yang bermacam-macam, terdapat juga aturan mengenai kategori penontonnya baik itu untuk SU (semua umur), BO/A (bimbingan orang tua/anak usia 4-7 tahun), BO (bimbingan orang tua untuk anak usia 5-12 tahun), BO-R/R (bimbingan orang tua/ remaja 13-16 tahun), dan dewasa (17 tahun keatas). Dengan adanya peraturan tayangan film sesuai kategori umur, penonton dapat menikmati film dengan tenang tanpa harus khawatir akan mencerna informasi atau amanat di dalamnya.Â
Apakah benar jika film lebih banyak peminat? Ya, benar. Mengapa demikian?Disebutkan bahwa film merupakan karya seni dengan sistem visual. Seseorang akan dengan lebih mudah memahami sesuatu dengan sambil melihat gambar dan warna. Penonton akan lebih tertarik melihat aktor kegemarannya. Lain halnya ketika seseorang membaca novel kemudian sambil berimajinasi mengenai visual yang digambarkan dalam cerita. Mereka harus berimajinasi tentang suasana dan para pemainnya. Namun, hal tersebut tidak menjadikan membaca buku kekurangan peminat, semua hanya tergantung dengan kenyamanan dari masing-masing individu.Â
Diketahui bahwa sistem audio dan visual dapat mempermudah penonton dalam penyampaian pesan atau amanat yang terkandung di dalamnya. Selain kelebihan yang didapat dari menonton film, terdapat kekurangan yang mungkin belum banyak disadari. Biasanya film berasal dari adaptasi sebuah novel, namun dengan begitu cerita nya akan jauh lebih lengkap dalam buku dibandingkan film. Mengapa demikian? Padahal jika dapat sesuai dengan bukunya penonton akan merasa puas? Usaha untuk menerbitkan film tidak semudah menerbitkan novel. Terdapat beberapa hal yang cukup kompleks, sehingga kemungkinan beberapa adegan dalam novel tidak tayang dalam film. Bagi sebagian orang yang sudah membaca buku sebelum menonton film, maka akan merasa sedikit kecewa karena tidak sesuai dengan ekspektasi. Namun, lain halnya dengan orang yang langsung menonton film, ia akan merasa puas karena belum mengetahui detail cerita yang diangkat dalam film dari adaptasi novel tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H