Mohon tunggu...
Ronyrox Suhendra
Ronyrox Suhendra Mohon Tunggu... -

sang kerbau yang senang bekerja, dan petani adalah sahabat karibku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Surat dari Malaysia

15 Desember 2010   16:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:42 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1292431876363449505

Pagi tadi(tgl 15) ada berita menarik dikoran lokal sini(malaysia), nama korannya TheSun tepatnya halaman 12, penulisnya ga tau siapa, soalnya ga ada. Inti tulisannya menceritakan kegelisahan orang malaysia terhadap pekerja asing dan ingin mengajak lebih mengandalkan orang lokal(malaysia) untuk menggantikannya. Kurang lebih begini isinya... Rata2 pekerja kebun sawit dan bangunan adalah warga Indonesia, dan itu harus dikurangi bahkan dihapuskan. Kita harus melakukan persiapan jika suatu hari pekerja Indonesia lebih memilih bekerja di Indonesia daripada bekerja di Malaysia, dimana ekonomi Indonesia menguat dan dengan bayaran yang hampir sama. Dan kita harus siap untuk itu. *** Memang pada dasarnya setiap orang yang memilih bekerja diluar negri adalah karna alasan penghargaan/gaji yang lebih baik. Terlepas dari alasan tersebut, tetap saja ada keinginan untuk bekerja dinegara sendiri. Andaikata ekonomi kita meningkat dan membaik. Sya tulis "Andai" karena sya merasa ekonomi kita belum cukup baik, karna masih banyak warganya yang pergi keluar negri untuk mencari pekerjaan. Yang menjadi pertanyaan sya adalah, apakah pemerintah Indonesia ada persiapan atau program2 kearah itu, program untuk mengurangi bahkan meniadakan warganya agar tidak pergi keluar negri hanya untuk bekerja...??? Contoh nyata disini(malaysia) mulai banyak program2 kearah itu(mengurangi pekerja asing). Dengan banyaknya traning2 gratis untuk sektor pertanian dan bangunan. Dan sya optimis program itu akan berhasil dengan tekat yang keras dan modal yang kuat. Bukan niat untuk membanding2kan apalagi membaggakan Malaysia, cuma hanya ingin mengklarifikasi saja. Mungkin juga karna sya yang buta akan berita tentang program2 yang ada di tanah air, karna sya hanya melihat berita dikompas.com dan tentunya kompasiana. yang kebanyakan isinya hanya isu politik dan korupsi yang ga abis2. Terlepas dari itu, sya teringat petikan pidato dari Dr.Mahatir (di tv). yang kurang lebih isinya begini... Demokrasi tidak cocok untuk kita(Malaysia), dan kita tidak membutuhkan itu(Demokrasi). Timbul pertanyaan lagi dari sya. Apakah mungkin demokrasi kita yang kebablasan sehingga sulit sepertinya kita untuk maju dan membaik...???  WaAllahhualam. *** Tulisan ini hanya sekedar keluh kesah seorang tki yang merindukan untuk bekerja di tanah kelahirannya, (tentunya dengan gaji yang sama).... :) salam kompasiana dan salam positif slalu....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun