Sebelum menyinggung judul, sya akan bercerita sedikit tentang isu Agama diantara kedua Negara (Malaysia dan Indonesia). Malaysia yang terdiri dari beraneka kaum suku bangsa menjadikan Islam sebagai Agama resmi Negara, dan Agama lain diAkui dan diHormati. PM, Datuk Sri Najib pernah berucap, akan menjadikan Malaysia sebagai Negara percontohan atau panutan bagi negara2 Islam yang lain, khususnya dalam hal Toleransi Umat Beragama. Dan yang sya lihat dalam prakteknya memang cukup bagus dan terarah, salah satunya contonya adalah Slogan 1 Malaysia. Dan dalam Koran yang pernah sya baca. Timbalan PM, Tan Sri M Yassin juga pernah berucap, Malaysia kini menjadi Negara Islam “contoh”. Selain memberi tumpuan (Perhatian) bantuan kepada penganut Agama lain, kerajaan turut memberi perhatian kepada masyarakat Islam yang menjadi kelompak terbesar Negara ini. Ucapnya. (pernyataan ini sya edit sedikit, karna terkadang bahasa Malaysia terlalu bertele-tele). Melihat pernyataan dua pemimpin Negara Malaysia tersebut maka dapat kita simpulkan, bahwa nampak jelas Ketegasan dan Komitmen yang kuat dari seseorang yang bernama Pemimpin Negara. Dan jika kedua pemimpin ini terus konsisten dengan misinya, maka sya yakin cita2nya akan tercapai. Diantara bukti ketegasannya adalah, diberlakukannya hukum ISA, pelarangannya Hindraf, pelarangan kata Allah untuk umat kristian, dan yang terbaru pembubarannya majlis sambutan hari lahir Fatimah Az-Zahra (anak perempuan Nabi Muhammad SAW). Sya tidak akan membahas lebih jauh tentang isu kasus dan hukum ini, karna diluar kemampuan sya. Tapi yang sya lihat dari perkara2 ini adalah Sikap dan Ketegasan yang diambil oleh pemerintah Malaysia, demi terciptanya Toleransi yang positif dan terkendalinya keamanan Negara serta kenyamanan rakyat banyak. *** Dan, Indonesia… Negara yang berpedomankan Pancasila, UUD'45 serta Bhineka Tunggal Ika, yang dengan jelas menyebutkan bahwa Agama Resmi dan diAkui oleh Negara adalah LIMA Agama. Tapi Toleransi antar umat berAgamanya masih tipis sekali. Dan tidak pernah sya mendengar pernyataan2 dari pemimpin Negara yang menyinggung isu Agama ini, memang isu ini sedikit sensitive, tapi disitulah letak dan peran pemerintah untuk lebih menggaris bawahi dan menengahi. Karena pada dasarnya rakyat itu tergantung pemimpinnya. Jika pemimpin saja tidak tegas dalam bersikap, lalu bagaimana dengan rakyatnya. (?) Kasus2 memuakkan berbau Agama sering kita dengar ditanah air, mulai dari Ahmadiah, bom di Gereja lah, di Masjid lah, dan yang terakhir NII kw9, dan banyak lagi yang tidak terjamah. Lagi2 tidak pernah ada sikap tegas dari Pemerintah dan Aparat Negara, ya walaupun ada tapi amat sangat lamban dan bertele-tele. Kasus2 diatas tidak akan pernah terjadi jika pemerintah menerapkan Hukum dan UUD dengan benar, serta mengamalkan Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dengan benar juga tentunya. Ataukah mungkin Hukum dan UUD kita sudah kadaluarsa? Wallahhualam. Rasanya sya tidak perlu membahas lebih jauh masalah Hukum, pancasila, bhineka tunggal ika dan juga UUD, karna sya yakin seluruh rakyat Indonesia mengerti serta paham makna arti dan tujuannya. Cuma terkadang suka pura2 lupa aja. Alias tutup mata, kuping dan hidung, lalu mati dalam keadaan beban batin. *** Contoh kecil diatas sudah dapat menggambar perbedaan diantara kedua negara, dimana dapat kita lihat bahwa Malaysia lebih baik dari Indonesia dalam hal Sikap dan Ketegasan. Jadi, rasanya tidak salah jika sya berucap, Malaysia is very very very GOOD, dan Indonesia is BAD very very Veryyyyyyyyyy... *** Tulisan ini bukan semata2 hanya untuk mengagumi Malaysia, akan tetapi ada niat "terselubung" sya untuk "Kebaikan" Indonesia.
Seorang kawan pernah berkata dalam tulisannya (dikompasiana).
JANGANLAH KAU TERLALU MEMUJI DIRIKU, KARNA ITU AKAN MENJADIKAN KEPALAKU BESAR. TAPI CACIMAKI LAH AKU, KARNA ITU AKAN MENJADIKAN AKU BERPIKIR. Dengan nalar sya yang dangkal ini, sya coba mencerna arti kata yang dimaksudkan sang kawan. ianya adalah, Ketakutan seorang jiwa jika terlalu sering dipuji dan dipuja, ketakutan yang beralasan dan memang benar. Karna pada dasarnya setiap jiwa yang terbungku jasad ini tidak akan pernah tahan dengan buaian-buaian angin Surga, yang nantinya akan menjadikan jiwa itu tersesat dan lalu mati dalam keraguan. (opiniku: mati dalam keadaan murtad lebih baik daripada mati dalam keadaan ragu ragu). Dan CACIMAKI LAH AKU, KARNA ITU MENJADIKAN AKU BERPIKIR. Jiwa yang ketika menerima maki’an lalu ianya berpikir adalah tergolong jiwa yang Besar. Berpikir dalam arti introspeksi diri lalu selanjutnya berbuat dengan lebih baik lagi, dan jiwa-jiwa seperti inilah yang disebut Sang Pemenang. Melihat dan menilai filsafah kawan tersebut, maka sya bertekad seumur hidup sya akan sya habiskan untuk mencacimaki Indonesia. Negaranya para penjilat pantat. Pemimpinnya yang sakit jiwa. Rakyatnya yang egois serta munafik. Dan semoga seluruh warga negaranya membusuk dineraka. Amin. [caption id="attachment_110944" align="aligncenter" width="503" caption="walaupun berselimutkan langit hitam, tapi tampak jelas kulihat dua warna itu. Dua warna yang menghidupkan jasad ini, melekat kuat diantara daging daging panas ini, karena warna itu adalah darah dan tulangku. (gambar dari om Gogol)"][/caption] dan aku ingin mendengar cacimakimu tentang tulisan ini, kawan. salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H