Mohon tunggu...
Rony Kustendro
Rony Kustendro Mohon Tunggu... Penulis Lepas -

Rony Kustendro, C.Ht., CT., adalah Hipnoterapis dan Trainer di bidang teknologi pikiran dengan lisensi dari Adi W Gunawan Institute of Mind Technology (AWGI).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cara Menyikapi Perasaan Bersalah dengan Benar

13 April 2017   22:43 Diperbarui: 15 April 2017   11:00 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://s3.amazonaws.com/WisdomPlanet/wisdomtimes/wp-content/uploads/2013/02/How-to-overcome-guilt.jpg

Seorang sahabat datang menemui saya, wajahnya terlihat lesu dan tidak bersemangat. Cekung pipinya nampak jelas dan tubuhnya sedikit melengkung tanpa gairah. Kerutan-kerutan di dahinya seakan tidak mau ketinggalan menggambarkan suasana hatinya. Jika Anda juga memandangnya, mungkin Anda dapat segera rasakan bahwa ia sedang mengalami suatu pukulan dan sangat terbebani dengan suatu hal yang sangat menganggu pikirannya.

Saya sangat mengenal sahabat saya sebelum ini, sungguh berbeda dengan yang terlihat sekarang. Sepanjang pengetahuan saya, ia adalah seorang seorang yang gigih, taat beragama dan tekun, oleh sebab itu, saya setengah tidak dapat percaya melihat keadaaannya saat ini.

Kami memulai perbincangan dengan hal-hal ringan seputar keluarga; anak-anak dan istri, bisnis dan pekerjaan serta apa yang dilakukannya selama tidak bertemu beberapa waktu ini. Hampir semuanya terdengar baik-baik saja, setidaknya itu yang dapat saya tangkap dari kata-katanya, namun saya tetap dapat merasakan ada sebuah kerisauan, kecemasan dan kegelisahan yang mengganggunya. 

Selama berbincang-bincang dengannya, saya dapat merasakan ada serangkaian peralihan bagian diri, seolah-olah ada beberapa kepribadian yang berbicara kepada saya. Di satu saat ia berbicara layaknya sahabat yang saya kenal selama ini, di saat berikutnya tiba-tiba ia berubah menjadi lemah, dan disaat yang lain saya merasakan adanya penyangkalan diri. Saya dapat rasakan ada sesuatu yang ia tidak ingin saya rasakan.

Saat ini, saya segera dapat merasakan bahwa sahabat saya ini sedang berada dalam suatu kondisi yang berhubungan dengan perasaan bersalah pada dirinya sendiri (/self guilt), perasaan bersalah yang sangat besar dan menyakitkan. 

Sesuai definisinya, self guilt adalah suatu perasaan  bertanggung jawab atau perasaan bersalah atas apa yang pernah dilakukannya dimasa lalu, baik itu nyata maupun hanya ada di pikiran.  Seringkali orang mempunyai kepercayaan bahwa mereka perlu terus merasa bersalah dan menghukum diri sendiri, tidak hanya sekali, namun terus menerus, agar dapat belajar dari kesalahan tersebut. 

Pertanyaaannya, apakah kepercayaan ini benar? Menurut saya, belajar dari kesalahan itu benar. Namun menghukum diri sendiri justru membuat akumulasi emosi negatif dalam Pikiran Bawah Sadar (PBS), selanjutnya emosi negatif ini akan menciptakan blocking yang dapat menyabotase kesusksesan Anda. 

Nah, saya percaya Anda mulai mengerti ya, self guilt perlu segera diatasi dengan melepaskan, merelakan dan membiarkan emosi negatif tersebut pergi, hilang dan lenyap dari PBS Anda. Dari pengalaman di ruang terapi, self guilt adalah emosi yang cukup menantang untuk dibereskan, namun melalui hipnoterapi yang sanggup menjangkau hingga saat pertama kali akar masalah muncul, masalah ini pasti dapat dibereskan dengan baik. 

Demikian pula pada sahabat saya, saya percaya hipnoterapi bisa membantunya keluar dari masalah emosionalnya dan kembali menjadi pribadi yang saya kenal dan bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Saya memandang sahabat saya dengan seksama dan dapat saya rasakan, saat ini, ia belum siap untuk berubah. Maka saya katakan kepadanya kapanpun ia siap, boleh segera hubungi saya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun