Mohon tunggu...
Imam Sahroni Darmawan
Imam Sahroni Darmawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pendamping Lokal Desa/ Kemendesa PDTT

Saya seorang individu yang penuh semangat dan kreativitas, selalu siap untuk mengeksplorasi dunia dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Saya percaya bahwa kehidupan adalah petualangan yang tak terbatas, dan saya berusaha untuk terus mengembangkan diri dan memperluas batas-batas saya. Ketika berhadapan dengan tantangan, saya memiliki sikap yang positif dan tekad yang kuat untuk mencapai tujuan yang saya tetapkan. Saya percaya bahwa setiap rintangan adalah peluang untuk belajar dan tumbuh. Saya adalah seorang pemecah masalah yang kreatif, suka berpikir di luar kotak, dan mencari solusi inovatif dalam setiap situasi. Selain itu, saya memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai situasi dan lingkungan. Saya menikmati berinteraksi dengan orang-orang baru dan belajar dari perspektif mereka. Saya juga pandai bekerja dalam tim dan memiliki kemampuan kepemimpinan yang memungkinkan saya untuk menginspirasi dan memotivasi orang lain menuju kesuksesan bersama. Saya adalah pribadi yang berkomitmen terhadap pertumbuhan pribadi dan profesional. Saya senang terlibat dalam kesempatan belajar baru dan terus meningkatkan keterampilan saya. Saya percaya bahwa dengan pengetahuan dan pengalaman yang terus berkembang, saya dapat memberikan kontribusi yang signifikan dan memberikan dampak positif bagi dunia di sekitar saya. Secara keseluruhan, saya adalah seseorang yang bersemangat, kreatif, dan adaptif. Saya memiliki minat yang luas, keinginan untuk terus belajar, dan tekad untuk mencapai keberhasilan. Saya siap untuk menghadapi tantangan baru dan mengeksplorasi potensi terbaik saya untuk menciptakan perubahan yang berarti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Unik Donor Sperma AS: Ayah Biologis 96 Anak Mengubah Hidupnya

7 September 2023   19:18 Diperbarui: 7 September 2023   19:20 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta - Seorang pria berusia 32 tahun di Amerika Serikat telah menjalani peran sebagai ayah biologis bagi tidak kurang dari 96 anak, semua ini berawal dari keputusannya menjadi seorang donor sperma pada masa mahasiswa. Pria tersebut adalah Dylan Stone Miller. 

Awalnya, Dylan mulai menyumbangkan spermanya melalui bank sperma Xytex dengan imbalan sekitar USD 100 atau sekitar Rp 1 juta. Namun, alasan di balik keputusannya untuk menjadi donor sperma ini sangat unik.

Motivasi awal Dylan untuk menjadi donor sperma adalah untuk membayar biaya pengacaranya, yang timbul akibat dakwaan bahwa dia telah mengonsumsi minuman beralkohol di bawah umur. Menariknya, meskipun awalnya dia memutuskan untuk menyumbangkan sperma demi tujuan finansial, Dylan terus melakukan hal ini selama enam tahun.

Namun, semuanya berubah ketika Dylan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai insinyur perangkat lunak. Keputusan ini diambil karena dorongan kuat untuk bertemu dengan 96 anaknya. Dia rela meninggalkan tempat tinggalnya di Atlanta, Georgia, dan memulai perjalanan menuju Kanada, yang menjadi tujuan utamanya.

Baca Juga: Panduan Meningkatkan Produktivitas Anak dengan Cara yang Efektif

Hingga saat ini, Dylan Stone Miller telah berhasil bertemu dengan 25 dari 96 anaknya. Perjalanan pertemuan ini dimulai ketika Dylan menerima sebuah pesan di Facebook pada tahun 2020. Pesan tersebut datang dari seorang wanita bernama Alicia Bowes, salah satu dari dua ibu dari salah satu anak kandung Dylan. Bowes mampu melacak Dylan melalui media sosial berdasarkan informasi yang ditemukan dalam file donornya.

Dalam pesan tersebut, Alicia Bowes mengungkapkan rasa terima kasih keluarganya kepada Dylan, yang dikirim pada Hari Thanksgiving di Kanada. Dylan kemudian meminta izin untuk bergabung dalam grup Facebook yang dinamai sesuai dengan ID bank spermanya. Menariknya, sekitar 20 orang tua anak-anak kandung Dylan dari seluruh Amerika memberikan izin untuk bertemu dengannya.

Dylan Stone Miller telah melakukan perjalanan jauh, termasuk kunjungan ke Edmonton, di mana Bowes tinggal bersama dua putri mereka yang merupakan anak biologis Dylan. Salah satu kunjungan terpanjangnya berlangsung selama sembilan hari. Walaupun perjalanan ini jauh dan penuh tantangan, hubungan baik tetap terjaga antara Dylan, anak-anaknya, Bowes, dan pasangannya.

Sebelum mengunjungi Bowes di Kanada, Dylan juga telah bertemu dengan beberapa anak biologisnya di Atlanta, Georgia, dan Connecticut. Dia bahkan melanjutkan perjalanannya hingga ke Vancouver di sisi barat negara. Keputusannya untuk bertemu dengan anak-anaknya telah mengubah arah hidupnya dan membuka babak baru yang penuh makna dalam kisahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun