Jakarta, 14 Agustus 2023 - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar, mengungkapkan upayanya dalam mendorong kerja sama antar Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di berbagai negara. Hal ini dilakukan dalam rangka mengembangkan konsep Desa Wisata dengan tingkat kolaborasi yang lebih tinggi antar negara di tingkat ASEAN.
Pada acara peluncuran Lomba Desa Wisata Nusantara Tahun 2023, yang diadakan beberapa waktu lalu, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai upaya pemerintah dalam mengembangkan Desa Wisata serta program ASEAN Network Village.
"Dalam upaya mendukung pengembangan Desa Wisata di Indonesia, kami sedang berupaya untuk memfasilitasi kerjasama BUMDes antar negara di kawasan ASEAN. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan konektivitas dan pertukaran budaya antar desa-desa wisata di berbagai negara," kata Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar.
Salah satu program yang tengah ditekankan oleh pemerintah Indonesia adalah ASEAN Network Village. Program ini bertujuan untuk membentuk jaringan kerjasama antara desa-desa wisata di seluruh kawasan ASEAN. Dalam konteks ini, ada tiga aspek utama yang menjadi fokus pengembangan, yaitu desa wisata, one village one product, dan desa digital.
Pertama, desa wisata menjadi inti dari program ASEAN Network Village. Setiap negara di kawasan ASEAN memiliki potensi wisata yang unik dan beragam. Dengan memperkuat konsep desa wisata, pemerintah berharap dapat mengundang wisatawan dari berbagai penjuru dunia untuk mengenal serta menikmati budaya dan keindahan alam yang dimiliki oleh setiap desa.
Kedua, konsep *one village one product* juga menjadi bagian penting dari program ini. Ide ini mengajak setiap desa untuk mengembangkan satu produk unggulan yang mencerminkan identitas dan kekayaan lokal desa tersebut. Dengan demikian, tiap desa akan memiliki keunggulan kompetitif yang dapat menarik minat wisatawan dan mendukung perekonomian lokal.
Ketiga, dalam era digitalisasi seperti sekarang, desa digital menjadi hal yang tak bisa diabaikan. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi menjadi sarana untuk menghubungkan desa-desa wisata dengan dunia luar. Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar menjelaskan bahwa penguatan infrastruktur digital akan membantu desa-desa untuk lebih terhubung, mempromosikan potensi wisata secara online, serta mempermudah akses informasi bagi wisatawan.
Lebih lanjut, program ASEAN Network Village juga memiliki dampak positif dalam membangun kerja sama konektivitas di berbagai bidang. Pertukaran budaya antar negara menjadi lebih mudah, karena adanya platform yang mempertemukan masyarakat desa dari berbagai latar belakang budaya. Selain itu, pertukaran informasi mengenai pengembangan pariwisata, praktik BUMDes yang sukses, serta teknik pengelolaan desa yang inovatif juga dapat dilakukan melalui jaringan ini.
Gus Halim juga menegaskan bahwa program ini tidak hanya sekadar membangun kerja sama antar negara di tingkat pemerintah, tetapi juga melibatkan peran aktif masyarakat desa. "Partisipasi aktif dari masyarakat desa sangat penting dalam menjalankan program ASEAN Network Village ini. Kreativitas dan kerja keras dari mereka akan menjadi kunci kesuksesan pengembangan desa wisata di tingkat regional," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, beberapa perwakilan desa wisata dari negara-negara ASEAN juga memberikan tanggapan positif terhadap program ASEAN Network Village. Mereka menyambut baik ide kerja sama ini dan berharap dapat bersama-sama mengangkat citra desa-desa wisata di kawasan ASEAN menjadi lebih berkualitas dan berdaya saing.