Mohon tunggu...
Media Indonesia Terkini
Media Indonesia Terkini Mohon Tunggu... Konsultan - Direktur

Media Indonesia adalah salah satu surat kabar nasional terkemuka di Indonesia yang telah berdiri sejak 19 Januari 1970. Dikenal sebagai pelopor pemberitaan yang berimbang dan terpercaya, Media Indonesia menyajikan berbagai informasi aktual, mulai dari isu politik, ekonomi, hingga budaya dan gaya hidup. Dengan tagline "Mata Rakyat", Media Indonesia berkomitmen menjadi suara masyarakat, menghadirkan analisis mendalam serta pandangan kritis untuk mendukung kemajuan bangsa. Selain hadir dalam versi cetak, Media Indonesia juga terus berinovasi melalui platform digital, menjangkau pembaca di seluruh penjuru negeri dan mancanegara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

E-Voting Jadi Solusi Masa Depan Pemilu Indonesia, Pegiat Desa Dorong Evaluasi Sistem Pilkada

29 Desember 2024   13:30 Diperbarui: 29 Desember 2024   13:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi E-voting (Sumber: Canva.com)

Sampang, 29 Desember 2024 - Pegiat Desa Indonesia dari kabupaten sampang, Imam Sahroni Darmawan atau yang akrab disapa Rony, menyatakan bahwa hasil Pilkada Serentak 2024 yang baru saja usai memberikan pelajaran berharga terkait sistem pemilu di Indonesia. Menurutnya, sistem pemilu memang perlu dievaluasi, tetapi bukan dengan kembali ke sistem pemilihan tidak langsung oleh DPRD. Sebaliknya, ia mendorong penerapan pemilihan langsung melalui e-voting sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas.
"Kita harus terus memperbaiki sistem demokrasi yang kita jalani. Pemilihan langsung adalah esensi demokrasi, tetapi dengan perkembangan teknologi, sudah saatnya kita memanfaatkan e-voting untuk menyempurnakan proses tersebut," ujar Rony.


Kelebihan Pemilihan Langsung dengan E-Voting


Imam Sahroni Darmawan menjelaskan bahwa penerapan e-voting memiliki berbagai keunggulan:

  • Efisiensi Waktu dan Biaya E-voting dapat memangkas biaya logistik pemilu seperti pencetakan kertas suara, distribusi, dan pengelolaan tempat pemungutan suara (TPS). Proses penghitungan suara juga dapat dilakukan secara instan sehingga hasilnya dapat diketahui lebih cepat.
  • Transparansi dan Keamanan Dengan sistem digital yang terintegrasi, e-voting dapat meminimalkan potensi manipulasi suara. Setiap data pemilih dan hasil pemilu dapat direkam secara elektronik dengan jejak audit yang jelas.
  • Peningkatan Partisipasi Sistem e-voting memungkinkan masyarakat untuk memberikan suara dengan lebih mudah, bahkan dari lokasi yang jauh. Hal ini sangat relevan bagi warga negara yang tinggal di luar negeri atau di daerah terpencil.

Kekurangan dan Tantangan E-Voting

Namun, Imam juga mengakui bahwa e-voting memiliki beberapa kekurangan yang harus diantisipasi:

  • Kerentanan terhadap Serangan Siber Sistem e-voting dapat menjadi target serangan siber, seperti peretasan atau manipulasi data, yang berpotensi merusak integritas hasil pemilu.
  • Kesenjangan Infrastruktur dan Literasi Digital Tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses internet yang memadai atau infrastruktur teknologi yang mendukung. Selain itu, masyarakat yang kurang memahami teknologi mungkin kesulitan menggunakan sistem ini.
  • Potensi Gangguan Teknis Sistem elektronik tidak sepenuhnya bebas dari gangguan teknis, seperti kerusakan perangkat keras atau perangkat lunak yang dapat menghambat proses pemilu.

Langkah Antisipasi untuk Menutup Kekurangan

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Imam Sahroni Darmawan mengusulkan beberapa langkah strategis:

  • Penguatan Keamanan Siber Pemerintah harus bekerja sama dengan pakar teknologi untuk merancang sistem e-voting yang aman dan tahan terhadap serangan siber. Simulasi dan uji coba berkala harus dilakukan sebelum pemilu.
  • Peningkatan Infrastruktur Teknologi Pembangunan jaringan internet yang merata di seluruh wilayah Indonesia menjadi prioritas utama. Selain itu, pengadaan perangkat e-voting yang andal harus dilakukan secara bertahap.
  • Edukasi dan Sosialisasi Masyarakat perlu diberikan pemahaman yang memadai tentang cara kerja e-voting. Pelatihan dan simulasi dapat dilakukan di tingkat lokal untuk memastikan semua pemilih dapat menggunakan teknologi dengan mudah.
  • Sistem Cadangan Manual Sebagai langkah antisipasi, sistem cadangan manual dapat disiapkan untuk mengatasi gangguan teknis yang mungkin terjadi selama pelaksanaan e-voting.

Imam Sahroni Darmawan menegaskan bahwa e-voting adalah solusi modern untuk memperbaiki sistem pemilu di Indonesia tanpa mengorbankan prinsip demokrasi. "Kita harus berani melangkah maju dan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan pemilu yang lebih efisien, transparan, dan inklusif. Tentu saja, semua itu harus dibarengi dengan persiapan matang agar tidak menimbulkan masalah baru," pungkasnya.

Pernyataan Imam ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan untuk merancang sistem pemilu yang lebih baik di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun