Mohon tunggu...
rono iqbal
rono iqbal Mohon Tunggu... -

:)

Selanjutnya

Tutup

Money

The Night is Darker Before Dawn

21 Februari 2012   08:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:23 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

'Wil, ono 50 wil? Anakku pengen nang Timezone Wil' (Wil, ada 50? Anakku minta ke Timezone). Temenku yang biasa dipanggil 'Wil' menerima sebuah pesan singkat dengan isi seperti itu sekitar 2 tahun yang lalu dari seorang teman berinisial 'I'. Pake inisial bukan berarti dia kriminal, tapi untuk menghormati privasi aja. Ga semua orang bisa bener2 merasakan situasi sang inisial 'I', yang sampai mengirim sms seperti itu. Mungkin anaknya ga cuman sekali ini aja minta ke Timezone, mungkin sudah berkali-kali dan mungkin sudah berkali-kali juga ditolaknya. Sampai titik ini dia sudah ga tega dan meletakkan semua ego yang dimilikinya untuk mengirimkan pesan singkat itu. Have you been there?

Lama ga denger kabarnya dan akhirnya ketemu juga dengan kondisi yang sangat berbeda. Sang inisial 'I' beberapa bulan yang lalu baru saja membeli 2 buah rumah dengan harga masing-masing sekitar 400 juta. Waw, harga yang fantastis. Benernya sudah denger kabar-kabar tentang peningkatan ini, cuman ga ngira aja sampai sedrastis ini. Yah, alhamdulillah :) yang fantastis juga adalah bagaimana jalannya mendapatkan itu semua. Dia berjualan obat penumbuh rambut, full online, tanpa kegiatan offline. Kalo ini si ga fantastis-fantastis amat. Tapi yang fantastis, dia sukses jualan obat penumbuh rambut, padahal dia sendiri botak :)) banyak cerita lucu, takjub, ga masuk akal, dkk waktu dia mendongengkan itu semua. Yang pasti alhamdulillah hidupnya sudah berbalik, in less then 2 years :)

***

Sudah lama aku ga ketemu ama sahabatku waktu SMA ini. Kadang kontak via ceting, sms, telp, imel, tapi ketemu hampir ga pernah. Hari itu aku terancam buka puasa sendiri, makanya aku telp dia. Dan akhirnya kita ketemu di kantornya trus dilanjut bukber di tempat dia biasa makan siang kalo ga lagi puasa.

Temenku ini punya title Sarjana Hukum, dan dikantornya, terakhir, dia jadi staff senior bagian Legal. Cocok banget kan y? Dia sudah 5 tahun di kantor itu. Materi obrolan kita waktu ceting, sms, telp, dkk sebagian besar sekali tentang komputer. Jadi karena aku lulusan tek. Informatika, dianggepnya aku lebih tau komputer. Jadinya ya gitu deh, ga semua pertanyaannya bisa aku jawab. Tapi dia beberapa kali tetep tanya kalo ada sesuatu yang dia ga tau tentang komputer, meskipun aku jawabnya ya sebisaku. Dia sepertinya memang tertarik banget ama dunia IT. Sampai dia memutuskan sekolah IT, non-strata tapi sertifikasi. Dia juga pernah ngomong, ga tau kenapa dulu milih hukum, padahal ketertarikannya ama IT.

Ketertarikannya itu sudah mulai lama, cuman ga terpupuk. Waktu di kantornya ada komputer yang trouble. Dia coba memperbaiki, eh koq bisa. Trus ada trouble yang lain, coba dibenerin, eh bisa juga. Lama-lama orang kantornya kalo ada trouble IT manggil dia, karena juga di kantornya ga ada SDM khusus IT. Malah sering kali dia harus lembur untuk menyelesaikan 'PR' IT itu, karena tanggung jawab legal-nya masih tetep. Hebatnya lagi, karena dia mengerjakan sesuatu yang bukan tugasnya, supervisornya ga mau tanda tangan form lembur kalo dia mengerjakan IT. Alhamdulillah Kepala cabangnya mau tanda tangan. Yang pasti, dia mengerjakan trouble IT murni bukan karena uang lembur, tapi karena passionnya memang disitu.

Kres ama supervisornya sudah lama terjadi karena dia selalu mau mengerjakan kerjaan yang bukan tugasnya. Padahal kalo dipikir-pikir, asal pekerjaan utamanya selesai apa salahnya. Tapi ya gitulah, profil orang negri kita tercinta :) Temenku itu benernya dah sering sakit hati karena supervisornya. Pernah salah satu waktu dari sekian banyak waktu dia dimarahin gara-gara 'dedikasi yang berlebihan kepada perusahaan'nya itu, dia di'eksekusi' di depan teman-teman kantornya. Siapa yang ga sakit hati coba? Malu, nyesek, sebel, muntab, tumplek blek jadi satu. Disaat yang sama, dia dapet telp dari sebuah perusahaan yang mengatakan kalo dia diterima kerja sebagai sales. Waktu aku tanya, 'perusahaan opo mas? Jualan opo?'. Dia jawab gatau. Dia gatau itu perushaan apa, pernah ngirim lamaran ato ga, bahkan dia mau jadi sales untuk jualan apa juga gatau. Dengan begitu banyak ketidak tahuannya, dia hampir aja nerima tawaran itu karena sakit hati yang sudah memuncak. Alhamdulillah akal sehatnya masih bisa menguasai nafsunya. Dia mencoba menahan diri, dan memutuskan tetap di kantornya, juga tetap ambil lembur-lembur ngerjain IT.

Beberapa waktu sebelumnya, kantornya yang tadinya berstatus cabang, naik jadi regional. Regional Indonesia Timur, otomatis ada pimpinan baru, semacam head regional gitu. Diawal kepemimpinannya, sang head regional yang baru itu keliling di kantornya. Periksa sana-sini. Ada beberapa peralatan yang rusak, seperti mesin fax, pstn, printer, dll. 'Ini rusak kenapa?', dan semua jawabnya sama 'tanya sama B (intialized for privacy concern) pak'. Semua jawab gitu. Lama-lama sang head penasaran juga 'yang mana si B itu?'. Akhirnya temenku ini dipanggil untuk menghadap. Ternyata sang head mengawali karirnya dari IT, jadi tau tentang seluk beluk IT. Temenku yg ditanyain ya dijawab semua apa adanya. Dia mikir ini kaya semacam diskusi untuk mencari solusi bagi masalah teknis di kantor. Ternyata di akhir 'meeting' itu sang head bertanya 'kamu mau ga megang IT regional?'. Dia langsung kalkulasi. 'megang' itu setara ama supervisor, dan ini adalah regional. Kalo sekarang posisinya staff senior cabang, sekitar 2 level dibawah supervisor cabang, dan ditawari untuk jadi supervisor regional, dan di bidang yang sesuai ama passion dia banget.

Mutasi dari staff senior cabang dept legal jadi supervisor regional dept IT. Pertama kali denger responku cuman 1, 'mas, itu sesuatu yang ga bisa direncanain'. Biasanya orang kalo mau pindah dept, harus keluar dulu trus apply di perusahaan lain. Atau kalo mau naik pangkat, harus merintis dari bawah, setingkat demi setingkat. Dan ini adalah sesuatu yang luar biasa. Naik ekspress langsung beberapa tingkat, dan pindah dept yang sama sekali beda ga ada hubungannya. Adakah yang bisa membuat planning seperti ini?

***

The night is darker before dawn. Aku suka banget quote ini. Quote ini diucapkan oleh Harvey Dent, karakter di film Batman The Dark Knight. Waktu itu Joker sukses menebarkan teror di Gotham City dengan berhasil membunuh kepala polisi, kepala hakim, dan mengancam walikota. Joker melakukan itu dengan 1 tujuan, agar Batman membuka topengnya dan mengakui jati dirinya di depan umum. Penduduk Gotham sudah demikian panik sehingga menuduh Batman-lah yang mengakibatkan teror itu dengan tidak menuruti tuntunan Joker. Harvey Dent, sebagai DA mencoba menenangkan penduduk dengan pidatonya. 'The night is darker before dawn. And trust me, the dawn is near'. Fajar tidak akan datang tanpa melewati malam yang paling kelam. Ketika malam sudah paling kelam, saat itulah fajar sudah dekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun