Mohon tunggu...
Ronny Adolof Buol
Ronny Adolof Buol Mohon Tunggu... Fotografer -

Suka membaca dan hobby motret.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Di Siau, Bensin bisa Mencapai Rp. 10.000 - Rp. 20.000 per liter

28 Maret 2011   08:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:22 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13013125821689754111

[caption id="attachment_98692" align="aligncenter" width="640" caption="Antrian di satu-satunya Pompa Bensin di Kepulauan Siau yang sering terjadi ketika stok BBM baru masuk (Ronny Buol)"][/caption] Di tengah perdebatan apakah Pemerintah akan menaikkan harga BBM atau mencari pola yang tepat dalam menghadapi semakin melonjaknya kenaikan harga minyak dunia, masyarakat Pulau Siau malah telah lama menikmati harga BBM diatas harga normal. Untuk seliter Bensin, pengguna kenderaan bermotor harus rela membayar Rp 10.000. Bahkan jika kapal yang mengangkut stock BBM terlambat masuk, pengecer bensin di pinggir jalan kadang menjual seliter besin antara Rp. 20.000 – Rp. 25.000. “Sudah begitu, bensin yang dijual tidak murni lagi, kebanyakan dicampur dengan minyak tanah,” keluh seorang tukang ojek. “Jangan heran kenderaan roda dua di pulau Siau cepat sekali mengalami masalah pada mesinnya,” tambahnya lagi. Pulau Siau yang merupakan pulau terbesar dari Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro ini, padahal hanya berjarak 4-5 jam perjalanan laut dari Kota Manado sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Utara. Tidak tersedianya Pompa Bensin yang dapat menampung stock BBM dalam jumlah yang memadai merupakan salah satu penyebab mahalnya harga BBM. Alhasil setiap kali kapal pengangkut BBM masuk, terhitung hanya dalam waktu 2-3 hari stock pompa bensin langsung habis. Apalagi jika cuaca laut memburuk yang membuat jadwal kapal terlambat. Aksi penimbunan yang dilakukan oleh pengecer juga menjadi penyebab lainnya. Demikian pula halnya dengan harga minyak tanah, jauh diatas harga yang ditetapkan pemerintah. Seliter minyak tanah bisa mencapai harga Rp. 6.000 – Rp. 8.000 di warung-warung. Kondisi ini telah berlangsung cukup lama di kabupaten yang baru berusia 3 tahun, hasil pemekaran dari Kabupaten Sangihe. “Kami disini sudah terbiasa dengan harga yang tinggi.” Seorang pengguna kenderaan memberi keterangan. “Jadi sudah tidak pusing lagi, apakah pemerintah mau menaikkan harga BBM atau tidak, karena memang di Siau BBM sudah mahal duluan.” tambahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun