entah siang entah malam entah pagi, tak kutahu pasti tiba-tiba saja aku terlempar di tengah taman itu. dan bertemu si petrus, siapa lagi kalau bukan pengkhianat itu. tapi kali ini ia berkelit bukan main: “aku tidak bermaksud mengkhianati yesus, sungguh! aku hanya tidak menyangka kalau ayam itu berkokok secepat itu….: ia tidak bisa melanjutkan kalimatnya sebab serangan jantung terlanjur membuatnya kaku tak bergerak. petrus mati untuk kedua kali. ku tatap langit yang masih sama. entah siang entah malam entah pagi, semuanya tetap melengkung. di ujung sana riuh sorakan manusia meneriakkan egonya. aku iri pada langit hijau nan setia: “petrus dimanakah kau?” teriakku dalam binggung, “aku ingin belajar darimu” terlanjur jadilah sejati sebab dunia hanya menciptakan angan munafik segalanya ! air mataku tumpah: “aku tak sanggup sungguh-sungguh berkhianat, tuhan”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H