Konsep elektrokimia didasari oleh Reaksi reduksi oksidasi atau redoks dan larutan elektrolit. Reaksi redoks merupakan gabungan dari reaksi reduksi dan oksidasi yang berlangsung secara bersamaan. pada reaksi reduksi terjadi peristiwa penangkapan elektron sedangkan reaksi oksidasi merupakan peristiwa pada pelepasan elektron yang terjadi pada media penghantar pada sel elektrokimia (Harahap, 2016).
Pada reaksi redoks yang terjadi pada sel Galvani atau sel volta, muncul yang namanya aliran elektron yang menyebabkan adanya arus listrik di. Berdasarkan arus listrik yang terjadi tergantung pada besarnya beda potensial antara kedua elektroda atau anoda dan katoda. Apa sebenarnya beda potensial tersebut beda potensial tersebut adalah potensial sel . setiap potensial sel yang terjadi akan berbeda-beda tergantung pada jenis elektrodanya, suhu larutan elektrolit dan konsentrasi larutan tersebut. Jadi dengan gabungan berbagai jenis elektroda akan menghasilkan potensial sel yang berbeda-beda. Potensial elektroda standar adalah potensial sel yang terdiri atas setengah sel Galvani dengan konsentrasi 1 M pada Suhu 25 derajat Celcius dihubungkan dengan setengah sel hidrogen. Jika sebuah elektroda yang potensial standarnya lebih besar dari hidrogen maka lebih mudah mengalami reduksi misalnya tembaga cu2+ menjadi Cu punya potensial elektroda = Â +0,34 volt.
Intinya jika suatu zat mempunyai air reduksi besar berarti ia lebih mudah mengalami reduksi dan susah mengalami oksidasi dan sebaliknya jika suatu zat mengalami oksidasi dan punya reduksi kecil maka ia sukar mengalami reduksi dan lebih mudah mengalami oksidasi suatu reaksi redoks dapat berlangsung spontan jika sel = potensial reduksi standar zat yang tereduksisampai - potensi reduksi zat yang teroksidasi >0. Dari kiri ke kanan nilai r reduksi semakin besar atau oksidator kuat maka akan terbentuk deret yang dikenal dengan nama deret volta
Li-K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Fe-Cd-Ni-Sn-Pb-H-Sb-Bi-Cu-Hg-Ag-Pt-Au.
Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret volta menandakan
Logam semakin reaktif atau mudah melepas elektron. logam merupakan reduktor yang semakin kuat sebaliknya Semakin kanan kedudukan logam dalam deret volta menandakan : logam semakin kurang reaktif atau sukar melepas elektron kationnya merupakan oksidator yang semakin kuat (Nasution, M., 2019).
Setelah melakukan praktikum tentang Reaksi redoks berikut merupakan hasil yang saya dapat dalam praktikum kali ini.Â
Dalam praktikum kali ini praktikan mengamati perubahan reaksi redoks yang berbeda-beda pada setiap percobaan. Seperti pada percobaan 1 di mana larutan CuSO4 ditambahkan dengan sepotong logam ZN dimana reaksi ini teroksidasi yang berubah menjadi Zn2 positif. Dengan CuSO4 tetap berwarna biru tetapi Zn terbentuk endapan hitam. Pada percobaan selanjutnya so4 ditambah Cu tidak ada perubahan warna dan terdapat endapan Cu pada percobaan kedua dengan Pb(NO3)2 +Mg menjadu Mg(NO3) +Pb berubah menjadi yang awalnya Mg tenggelam selanjutnya berubah menjadi mengambang di permukaan larutan Pb(NO3)2, dikarenakan Mg lebih reaktif daripada Pb titik sedangkan pada larutan nano3 tidak mengalami perubahan mg tidak larut dalam nano3. Pada percobaan, dimana H2O2 ditambah H2SO4 ditambah Ki ditambah larutan kanji bereaksi menjadi I2 ditambah K2SO4 ditambah 2 H2O. Dimana ketika H2O2 ditambah Ki ditambah H2SO4 tidak bereaksi baik warna ataupun endapan tidak ada. Namun ketika ditambah larutan kanji maka berubah menjadi warna ungu titik sehingga dari larutan yang tidak berwarna berubah menjadi Ungu lembayung. Pada percobaan ini reaksi berlangsung secara spontan dengan E nya positif. Untuk percobaan terakhir ketika FeCl3 + H2SO4 + 2KI bereaksi menjadi I2 ditambah K2SO4 ditambah H2O yang mana awalnya larutan berwarna kuning kemerahan, setelah dipanaskan menghasilkan uap dan berubah warna menjadi putih keruh. Setelah beberapa menit pemanasan menghasilkan gas berwarna ungu dan volume menjadi semakin sedikit . Setelah pemanasan selama 2 menit, larutan ditetesi 2 tetes larutan kanji dan berubah menjadi kuning kembali titik kegunaan larutan kanji pada percobaan ini adalah untuk mengetahui atau memperjelas perubahan warna yang terjadi pada larutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H