Mohon tunggu...
Ronny Y. T.
Ronny Y. T. Mohon Tunggu... -

Padamu negeri kami berjanji ... Padamu negeri kami berbakti ... Padamu negeri kami mengabdi ... Bagimu negeri jiwa raga kami

Selanjutnya

Tutup

Politik

Inilah Makna Tangisan Ahok di Pengadilan

14 Desember 2016   09:45 Diperbarui: 15 Desember 2016   08:45 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasanya, apapun mengenai AHOK, mudah jadi berita. Belum lama ada kegiatan yang di kenal sebagai DEMO 411 dan AKSI SUPER DAMAI 212, berhasil menggalang ratusan ribu umat Islam, bahkan kabarnya pada kegiatan 212 berjumlah jutaan. Itu Karena AHOK !, Begitu pun saat penetapan AHOK TERSANGKA, bukan cuma menjadi headline media lokal, tetapi media berskala Internasional.

Maka ketika AHOK menangis di tengah pembacaan Nota Keberatan pada sidang perdana, dalam hitungan menit, langsung menjadi buah bibir. Komentar para pembenci dan penyayang AHOK tumpang tindih di media sosial dan kolom komentar berita online.

Pastinya bagi para pembenci mengatakan, itu adalah TANGISAN SANDIWARA, dan AIR MATA BUAYA.

Kita perlu pahami, bahwa pada setiap keluarga Cina, sekalipun itu Cina keturunan, orangtua selalu akan mendidik anaknya dengan keras soal hormat pada orangtua dan leluhurnya. Seorang anak dari keluarga Cina/ Keturunan Cina, pasti paham betul ajaran ini. Maka dalam tradisi Cina, seorang anak, di sepanjang hidupnya, akan tetap melaksanakan ritual mendoakan leluhur dan orangtuanya dengan penuh hormat. Jadi, apabila kita perhatikan dengan hati nurani yang bersih, moment di mana AHOK meneteskan air mata, itu adalah dikala dia mulai menyebutkan orangtua angkatnya. Paham ya ... ? Jelas, itu bukan sandiwara, tetapi rasa emosional yang tak lagi terbendung karena rasa sayangnya dan hormatnya terhadap orangtua angkatnya.

AHOK yang kesehariannya adalah tegas, bahkan galak tanpa kompromi, meleleh perasaannya ketika mulai menyebut orangtuanya, yang pasti ketika membaca bagian itu, berseliweran pula bayangan wajah ayah dan ibu angkatnya, lengkap dengan segala perhatian, kasih sayang dan nasihat, sehingga telah membawa AHOK menjadi seorang gubernur seperti sekarang ini.

Ajaran Islam yang menjunjung tinggi KEJUJURAN dan KEADILAN, yang tentu saja, sengaja atau tidak sengaja ditanamkan oleh ayah dan ibu angkatnya yang muslim taat, tentu mencabik-cabik perasaan AHOK. Mudah saja bagi AHOK merasakan itu semua, karena tuduhan yang sedang dihadapinya di pengadilan adalah PENISTAAN AGAMA ISLAM. BUKANKAH INI KONTRADIKTIF dengan segala hal yang dipahaminya semenjak kecil ???. AHOK yang selama ini memahami Islam adalah agama yang mengajarkan kejujuran, keadilan, dan pemaaf, tiba-tiba mendapatkan "tamparan" berupa tuduhan penista agama Islam, dari sekelompok orang Islam, dengan cara demo besar-besaran, tanpa sedikitpun ada upaya pemaafan, malah sengaja memanfaatkan. Itu semua harus dihadapi serasa ia telah melakukan perpecahan pada bangsa ini.

AHOK tentu merasa bahwa ia bukanlah penentang Islam garis keras, ia tidak tergabung dalam kelompok Islam yang berseberangan dengan kepatutan agama Islam, ia tidak secara masif menyerang Islam, malah sebaliknya, ia terus berusaha dan berjuang memenuhi harapan umat Islam yang dipimpinnya. Silahkan cari di google, bahwa faktanya AHOK membangun masjid berukuran besar, yang dari gubernur-gubernur muslim sebelumnya tidak dibangun, dan sekarang berdiri megah di Balaikota dan di Daan Mogot, Jakarta Barat (menjadi masjid raya Jakarta. Karena selama ini Istiqlal adalah mesjid raya negara), belum lagi memberangkatkan umroh puluhan marbot (yang selama ini luput dari perhatian para gubernur muslim), bahkan jumlahnya segera akan menjadi ratusan pada tahun berikutnya, dan masih banyak lainnya lagi. DAN satu hal yang cukup mengejutkan, Ahok juga menyumbangkan gajinya untuk Zakat, Infaq dan Sedekah sebesar 2,5 persen dari penghasilan setelah dipotong pajak penghasilan, setiap bulannya, . Tentu itu semua tidak diketahui publik, sampai AHOK dituduh menista agama Islam, barulah terungkap semuanya.

Bagaimana AHOK tidak menangis ???

(sumber foto : google.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun