Mohon tunggu...
Ronna Rachma
Ronna Rachma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa unair

Selanjutnya

Tutup

Worklife

"Wanita Bagai Kantong Teh!" Peluang pekerja wanita dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

4 Januari 2025   19:09 Diperbarui: 4 Januari 2025   19:37 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Makhluk yang diciptakan dengan penuh perasaan, apakah mampu menghadapi kehidupan yang keras?

"A woman is like a tea bag; you never know how strong it is until it's in hot water." - Eleanor Roosevelt.

Mungkin kutipan tersebut dapat menjawab, walau hanya denga perumpamaan saja. Sudah familiar kita sebagai wanita diremehkan ketika dikaitkan dnegan hal-hal yang sukar, kasar, dan memberatkan, tetapi pada nyatanya setiap pribadi pasti dapat melampaui kesulitan tersebut apabila memang diperlukan. Artikel ini tidak aka membahas mengenai pembelaan atau ksetaraan gender, melainkan mengenai peluang kerja wanita dalam bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia, terutama dalam bidang pertambangan dan industri besar.

Prospek kerja dalam bidang K3 sangatlah tinggi, karena bidang ini dapat mencakup beberapa sektor, mulai dari sektor fasilitas kesehatan, pertambangan, industri, dan banyak lainnya. Namun perkerjaan ahli K3 dapat dianggap beresiko karena memiliki banyak tanggung jawab, mulai dari yang sederhana hingga yang membebani. Pada dasarnya wanita tetap memenuhi kriteria peluang kerja dalam bidang K3, terbukti dalam Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja mengatur keselamatan kerja di semua tempat kerja di Indonesia, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara.

Dalam peraturan tersebut terbukti bahwa Indonesia telah bergerak dan sadar akan kemajuan inisiatif keragaman gender, jadi bisa dibilang ada begitu banyak kesempatan bagi wanita di bidang K3 di Indonesia. Ditambah lagi, sudah banyak wanita di Indonesia yang mampu berkembang dalam berbagai keterampilan, contohnya disiplin Ilmu Science Technology Engineering and Mathematics (STEM) yang membawa mereka semakin mungkin menjadi seorang praktisi K3.

Meskipun peluang kerja K3 bagi wanita cukup luas, masih banyak rintangan atau hal yang dapat menghalangi kita para wanita untuk mengambil kesempatan tersebut. Berikut beberapa faktornya:

  • Tekanan dan stres dunia kerja

 Semakin besar peluang atau hasil sudah pasti ada yang harus dikorbankan. Pengorbanan yang dimaksud adalah waktu, mental, dan banyak lainnya. Wanita memang kuat, tetapi perlu diingat bahwa wanita diciptakan dengan dominasi perasaan daripada logika, sehingga wanita lebih mudah mengalami stres.

 Umumnya wanita yang bekerja dalam bidang K3 hanya bekerja sebagai staff, karena untuk bekerja di lapangan dinilai cukup berat. Namun jika kita terpaku pada statement tersebut, bagaimana kita bisa tahu peluang yang akan terjadi?

  • Resiko kesehatan dan cedera

 Kerja lapangan tentu identik dengan resiko yang tinggi, seperti penurunan kesehatan, cedera, bahkan kecelakaan kerja. Maka dari itu hadirlah kewajiban Ahli K3 untuk mengedukasi budaya K3 dan memantau kondisi lapangan agar tetap aman sesuai SOP. Pekerjaan ini memang lebih cocok dilakukan oleh kaum pria karena fisiknya dinilai lebih memumpuni dari wanita, tetapi tidak jarang ditemui ada pekerja wanita yang mendapatkan pekerjaan lapangan ini.

  • Pelecehan seksual

 Pelecehan seksual dapat terjadi diamana saja, termasuk di tempat kerja, terutama di lingkungan kerja lapangan yang didominasi oleh pekerja pria. Hal ini menjadi isu probelamtika bagi para pekerja, dimana rata-rata korban dari kasus pelecehan seksual tersebut adalah pada kaum wanita. Berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan tahun 2020, bahwa kasus pelecehan seksual sebanyak (520 Kasus). Selain itu, CATAHU 2020 juga menggambarkan kekerasan terhadap perempuan yang terjadi sepanjang tahun 2019 perlu mendapat perhatian khusus terutama mengenai tentang perempuan (komnasperempuan.go.id. dalam Kamarulah. 2021). Tidak ada perempuan yang mau bertahan di lingkungan yang toxic, apalagi sampai terjadi pelecehan. Hal ini yang menjadikan ketakutan dan trauma sendiri bagi perempuan, dan itu akan selalu membekas.

Ahli K3 memang memiliki peluang pekerjaan yang luas karena sejalan dengan perkembangan di Indonesia. Ahli K3 bukan hanya pekerjaan pemantauan SOP lapangan, tetapi juga ada bidang staff, konsultan, bahkan badan usaha. Kita sebagai wanita harus memnfaatkan peluang tersebut, jangan takut untuk mengambil resiko, karena itulah satu-satunya jalan kita menuju perubahan. Selain itu juga banyak peraturan yang dicantumkan di Undang-Undang Ketenagakerjaan Nomor 13 Tahun 2003 yang menjamin keselamatan dan kenyamanan pekerja wanita. Contoh upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Memberikan pelatihan kepada para wanita agar mudah beradaptasi dengan lingkangan kerja yang cukup berat. Selain itu, membuat pelatihan untuk meningkatkan value agar dapat bersaing di lingkungan masyarakat.
  • Memberikan perlindungan terhadap kesahteraan jiwa dan fisik wanita di lingkungan kerja agar mereka dapat bekerja dengan aman dan nyaman.
  • Memberikan upah yang sesuai dengan kinerja yang sebenarnya. Patokan upah seharusnya tidak ditentukan dari gender, melainkan kinerja dari seseorang tersebut.
  • Memberikan tunjangan dan cuti khusus kebutuhan perempuan, sesuai dengan hak mereka. Hal ini membuat para perempuan tidak merasakan tekanan karena merasa lebih dihargai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun