Tembalang, Kota Semarang (05/02/2020). Berdasarkan hasil survey dan observasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN Tim 1 Universitas Diponegoro di RT 2 RW 1 Tembalang, masih banyak ditemukan warga-warga yang menggunakan pot plastik sebagai media untuk menanam.Â
Metode tanam dari Jepang, Kokedama, memberikan inovasi dan menggugah kreatifitas dimasa pandemi yang sedang berlangsung saat ini. metode ini juga cukup terkenal dikalangan para penyuka tanaman hias karena terkesan minimalis dan dapat diletakan dimana saja karena ukurannya yang kecil dan dapat diletakan dengan cara digantungkan dengan tali.Â
Kokedama sendiri diartikan secara harfiah menjadi, bola lumut, karena dalam pembuatannya sendiri menggunakan media lumut sebagai pembungkus tanamannya. Namun dalam KKN ini mahasiwa menggunakan serabut kelapa sebagai gantinya karena lebih mudah didapat dan terjangkau.
Mengingat himbauan dari ketua RT 2 RW 1, tidak diperbolehkan mengumpulkan banyak orang terlebih di zona rawan, sehingga peserta dibatasi saja. Dimulai dari pengenalan apa itu Kokedama kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan metode tanam Kokedama bersama warga.
Penanaman dengan metode tanam Kokedama dilakukan bersama warga agar warga mengetahui apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan serta bagaimana cara pembuatannya. Cara pembuatannya yang tidak rumit dan menggunakan bahan yang mudah didapat memudahkan warga dalam mencoba membuat sendiri di rumah.
Dengan dilakukannya pengenalan dan praktik penanaman dengan metode Kokedama diharapkan masyarakat tekhususnya warga RT 2 RW 1 Tembalang dapat mengenal sedikit tentang budaya Jepang dan dapat mengganti metode penanamannya agar dapat mengurangi penggunaan limbah plastik.
Penulis: Fathoroni Alfajar Navian
Editor: Apri Dwi Anggo, S.Pi., M.Sc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H