Di penghujung Ramadan, beberapa hari menjelang hari Raya Idul Fitri, saya dan istri biasanya berdiskusi tentang apa bingkisan yang akan kita bawa untuk bersilaturahmi ke rumah saudara dan handai tolan di kampung halaman.
Saya dan keluarga memang selalu pulang kampung saat lebaran, baik lebaran Idul Fitri maupun lebaran Idul Adha. Kadang -- kadang saya pulang kampung setelah menunaikan amanat sebagai khatib Idul Fitri di kota tempat saya bekerja. Kadang -- kadang pulang di hari terakhir puasa untuk berbuka bersama keluarga di kampung. Lagi pula kampung saya dekat saja, berjarak sekitar 35 KM, ditempuh kurang lebih 1 jam dan 30 menit.
Di kampung kami, di Pagaruyung Batusangkar, orang -- orang yang patut didatangi di hari raya Idul Fitri biasanya disiapkan hidangan/bingkisan khusus sebagai bentuk penghormatan dan ungkapan rasa kasih sayang. Ibu saya contohnya, ketika silaturahmi di hari Idul Fitri ke rumah mertuanya (nenek saya), selalu membawa hidangan ayam goreng balado 1 ekor, ikan emas goreng balado yang ukuran agak besar, dan kadang -- kadang ditambahkan rendang.
Lalu ketika bersiluturahim ke rumah Datuk Penghulu suku kami, ibu saya juga biasanya membawa kue khusus yang ukurannya agak besar untuk diberikan, berserta kue -- kue yang lain.
Saya sendiri biasanya hanya melengkapinya saja. Kadang -- kadang saya membawa kue kaleng yang banyak tersedia di supermarket sebagai bingkisan dan oleh -- oleh. Kadang -- kadang saya membawa kue -- kue yang dapat dibeli di toko kue dan roti, pernah juga saya membawa keripik/kerupuk balado khas daerah kami, yang disebut kerupuk sanjai.
Tahun ini, setelah berdiskusi dengan istri, kami in shaa Allah akan membawa keripik sanjai saja sebagai bingkisan dan oleh -- oleh di rumah handai tolan yang kami kunjungi. Keripik sanjai dengan segala variannya adalah salah satu oleh -- oleh khas kota Payakumbuh, kota dimana kami tinggal dan bekerja.
Dengan pertimbangan, di hari lebaran biasanya orang -- orang sudah mulai bosan dengan kue -- kue khas lebaran, keripik balado barangkali akan memberikan sensasi lebaran yang lain bagi mereka. Lagi pula tahun lalu kami juga juga sudah menyediakan roti kaleng saat bersilaturahmi.
Bingkisan lebaran, hidangan lebaran atau apapun namanya, membuat suasana silaturahmi saat hari hari Raya Idul Fitri semakin hangat dan bersahabat. Ditambah lagi dengan THR lebaran untuk anak -- anak kecil menjadikan mereka bersemangat untuk mendatangi rumah tetangga, karib dan kerabatnya.
Mendatangi sanak keluarga, handai tolan, sahabat dan tetangga di hari yang fitri itu untuk menunjukan rasa hormat, persahabatan, ketulusan cinta kasih dan perasaan gembira adalah tradisi yang harus terus lestasi dari generasi ke generasi. Kadang -- kadang, karena kesibukan kita masing -- masing, antara sesama keluarga jarang bertemu, apalagi yang bekerja dan tinggal di perantauan.
Hidangan dan makanan khas lebaran seperti lamang (lemang), rendang daging, rendang belut, ketupat opor, ketupat gulai, kue nastar, kue sapik, kue kembang loyang dan kue -- kue khas lebaran lainnya menambah hangat dan nikmat suasa hari raya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!