Mohon tunggu...
Roni Okto Junaedi M
Roni Okto Junaedi M Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Akuntansi

NIM 55523110046 | Program Studi Magister Akuntansi | Fakultas Ekonomi dan Bisnis | Universitas Mercu Buana | Dosen: Prof. Dr. Apollo, M.Si., Ak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kuis 4 - Hubungan BUT dengan Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (Max Weber) - Prof Apollo

8 Oktober 2024   11:31 Diperbarui: 8 Oktober 2024   11:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandangan Max Weber Tentang Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme


Maximilian Weber (21 April 1864 -- 14 Juni 1920) adalah seorang ahli politik, ekonom, geografi, dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri awal dari Ilmu Sosiologi dan Administrasi negara modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi. Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi agama.
Max Weber dalam karyanya yang berjudul "The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism" (1905), mengembangkan gagasan tentang hubungan antara etika keagamaan Protestan, khususnya Calvinisme, dan berkembangnya semangat kapitalisme modern di Eropa Barat. Weber berpendapat bahwa ada keterkaitan antara ajaran agama Protestan dan karakteristik budaya kerja yang mendorong perkembangan ekonomi kapitalis.


Beberapa pandangan Weber dapat diuraikan sebagai berikut:


 1. Etika Protestan
Max Weber menyoroti bagaimana ajaran etika Protestan mempengaruhi cara pandang individu terhadap pekerjaan dan dunia. Etika protestan yang dimaksud oleh Weber adalah satu etos kerja yang berorientasi pada dunia, yang meliputi kerja keras untuk meminimalkan penggunaan keuntungan sambil mengejar akumulasi profit dan investasi keuntungan. Doktrin ini khususnya ada pada kelompok puritan seperti Calvinis, Pietis, Metodis, dan Baptisan. Menurutnya, etos kerja ini muncul sebagai dampak dari doktrin Protestan dalam tiga ajaran, yaitu: konsep panggilan hidup, doktrin predestinasi, dan asketisme duniawi.

2. Pekerjaan sebagai Panggilan (Beruf)
Salah satu elemen penting dalam etika Protestan yang Weber soroti adalah konsep pekerjaan sebagai "panggilan" (beruf). Dalam ajaran Protestan, khususnya Calvinisme, pekerjaan dianggap sebagai kewajiban moral yang harus dijalani dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk pelayanan kepada Tuhan. Kesuksesan dalam pekerjaan dianggap sebagai tanda rahmat Tuhan, dan oleh karena itu, para penganutnya mengabdikan diri pada pekerjaan dengan penuh disiplin dan dedikasi.
 
3. Asketisme Duniawi
Weber juga berbicara tentang "asketisme duniawi", di mana kaum Protestan menolak kehidupan yang penuh kemewahan dan konsumsi berlebihan, tetapi pada saat yang sama mendorong kerja keras dan akumulasi kekayaan. Hasil dari kerja keras ini tidak dihabiskan untuk kepuasan pribadi, melainkan diinvestasikan kembali ke dalam usaha atau kegiatan ekonomi. Sikap ini mendorong pengembangan modal, yang sangat penting bagi pertumbuhan kapitalisme.

4. Rasionalisasi Ekonomi
Menurut Weber, semangat kerja Protestan membawa rasionalisasi dalam kehidupan ekonomi. Nilai-nilai seperti ketekunan, kejujuran, efisiensi, dan pengelolaan waktu yang baik menjadi pusat kehidupan kaum Protestan. Nilai-nilai ini sangat cocok dengan prinsip-prinsip kapitalisme, di mana akumulasi modal, perencanaan rasional, dan inovasi menjadi elemen kunci dalam keberhasilan ekonomi.

Prof. Apollo, 2014
Prof. Apollo, 2014


Weber tidak mengklaim bahwa Protestanisme menciptakan kapitalisme, tetapi dia beranggapan bahwa etika Protestan berperan besar dalam membentuk "semangat kapitalisme", yaitu sikap mental dan nilai-nilai yang mendorong pengembangan kapitalisme. Semangat kapitalisme tidak hanya tentang mencari keuntungan, tetapi juga tentang pendekatan yang rasional, disiplin, dan berorientasi pada tujuan dalam kegiatan ekonomi.
Pandangan Weber menyatakan bahwa nilai-nilai keagamaan Protestan, terutama yang berasal dari Calvinisme, mendorong berkembangnya semangat kapitalisme. Pekerjaan yang dianggap sebagai panggilan suci, asketisme duniawi, dan rasionalitas ekonomi, semuanya berkontribusi pada pembentukan budaya kerja yang mendukung pertumbuhan kapitalisme. Namun, Weber menegaskan bahwa kapitalisme bukanlah hasil langsung dari Protestanisme, melainkan etika Protestan menciptakan lingkungan budaya yang kondusif bagi perkembangan kapitalisme modern.

Prof. Apollo, 2014
Prof. Apollo, 2014


Bentuk Usaha Tetap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun