Mohon tunggu...
Roni Hilal
Roni Hilal Mohon Tunggu... Editor - menerima kritik dan saran

humoris

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sedekah Bumi, Adat Istiadat yang Tidak Bisa Dilupakan Warga Pati Ayam

17 Juni 2019   15:10 Diperbarui: 17 Juni 2019   15:15 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Jekulo, Kudus- Sendang Pengilon adalah tempat mata air yang diskralkan oleh warga sekitar. Tepatnya warga dukuh Ngrangit, desa Terban, kecamatan Jekulo, kabupaten Kudus. Wilayahnya terletak di kaki pegunungan Pati Ayam. Dan desa Terban terletak di daerah perbatasan antara kabupaten Kudus dan Kabupaten Pati.

Dari keterangan Pak Jamin salah satu penjaga di Museum Purbakala Pati Ayam. Bahwasannya Sendang Pengilon adalah tempat yang sangat penting dan tidak boleh ditinggalkan dalam acara sedekah bumi di dukuh Ngrangit. Karena warga dukuh Ngrangit menyakini bahwasannya sendang Pengilon itu tempat bagi kehidupan warga sekitar. Karena dari kucuran mata air dari Sendang Pengilon itu dapat mengaliri ladang watga yang kebanyakan bermata pecaharian penati dan sampai sekarang mata air itu pun masih digunakan untuk dialirkan ke penduduk desa khususnya dukuh Ngrangit untuk keperluan sehari hari.

Menurut sejarah yang beliau katakan, warga Ngrangit pernah satu kali tidak merayakan sedekah bumi di Sendang Pengilon. Dengan alasan yang tidak masuk akal. Pada saat warga Ngrangit tidak merayakan sedekah bumi di Sendang Pengilon, selang beberapa hari pada tahun 2004 wilayah tersebut terkena bencana alam tanah longsor. Peristiwa bencana alam tersebut memaksakan warga dukuh Ngrangit untuk pindah bertempat tinggal agak ke bawah dari lereng pegunungan Pati Ayam. Dan wilayah yang baru ditinggali itu dinamakan Ngrangit baru dan wilayah yang ditinggalkan itu dinamakan Ngrangit lama.

Acara sedekah bumi ini dilakukan pada bulan Apit yang kata penduduk sekitar bulan tersebut bertepatan dengan panen palawijo (palawija). Acara sedekah bumi ini juga menyelenggarakan pesta rakyat besar-besaran seperti pagelaran kethoprak, pagelaran wayang kulit, dan lain-lain. Untuk pagelaran di Sendang Pengilon warga sekitar memilih pagelaran Tayub, karena pagelaran Tayub di Sendang Pengilon pada acara sedekah bumi itu sudah diselenggarakan oleh sesepuh pada zaman dahulu.

Sebelum ke pagelaran Tayub para warga dukuh Ngrangit berbondong bondong ke Sendang Pengilon dengan membawa makanan tradisional dan juga jajanan pasar. Sesampainya warga di Sendang Pengilon sesepuh warga mbah Parlan meminta restu terlebih dahulu di bawah pohon beringin di dekat Sendang Pengilon supaya acara sedekah bumi awal sampai akhir berjalan lancar tanpa terkendala apa pun.

Setelah melakukan ritual meminta restu mbah Parlan mempin doa kepada yang maha kuasa supaya diberi rizki yang melimpah untuk warga dukuh Ngrangit. Setelah berdoa para warga berbondong mandi atau hanya sekedar membasuh wajah mereka dengan air dari Sendang Pengilon dan juga makan makanan yang tadi sudah dibawa dari rumah. Dan acara terakhir di Sendang Pengilon yaitu pagelaran Tayub.

Dari pemerintah desa Teban sendiri menginginkan pagelaran sedekah bumi dam mata air Sendang Pengilon bisa menarik wisatawan dari dalam daerah maupun dari luar daerah. Karena desa Terban sudah ditetapkan dari Pemerintahan Kabupaten Kudus sebagai desa wisata. Wisata Sendang Pengilon tidak sendiri tapi ada juga wisata lainnya. Seperti Museum Peurbakala Pati Ayam, Gardu Pandang, Air Terjun Cangkraman, dan goa-goa (goa Ndalem, goa Jepang, dan lain-lain. Bahkan dari tahun ketahun pemerintahan desa Terban terus mempercantik desa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun