Mohon tunggu...
roni gunawan
roni gunawan Mohon Tunggu... -

tertarik diskusi pandidikan,kesehatan, islam, idologi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Minyak Bumi, “Kartu AS “ Sang Adidaya Amerika Serikat

23 Januari 2012   06:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:33 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik



Ada sebuah pertanyaan penting yang harus dijawab sebagai permulaan opini ini kepada kita semua, negara mana di belahan bumi yang saat ini tidak membutuhkan minyak sama sekali?, jawabannya adalah Uni Soviet ( itupun karena negara tersebut sudah tidak ada lagi), artinya adalah sebuah kenihilan bila sebuah negara menjalankan sendi-sendi kehidupannya di berbagai bidang tidak membutuhkan minyak. Mulai dari tukang becak hingga pemilik perusahaan besar yang menjalankan roda industrinya sekalipun pasti membutuhkan sumber energi yang tidak dapat diperbarui ini (yang akan habis dihasilkan dari perut bumi ini belasan tahun mendatang di Indonesia), sebuah kondisi yang sudah harus dipikirkan dari sekarang alternatif subtitusinya.

Produksi, konsumsi dan distribusi

Berbicara tentang minyak tidak terlepas dari pembahasan produksi, konsumsi dan distribusi akan sumber daya tersebut.Kandungan minyak bumi saat ini yang memungkinkan untuk diproduksi secara global mencapai 1349 milliar Barrel, yang tersebar dari belahan bumi bagian utara hingga selatan termasuk Negara kita Indonesia. Saudi Arabia adalah negarajawara pemilik minyak bumi yang hampir 20% menguasai minyak dunia ( yang masih membutuhkan sumber daya manusia untuk mengelolanya), di tempat kedua ada negara Amerika Utara yang di wilayahnya terkandung minyak bumi sebanyak 13,26% minyak dunia, di tempat ketiga sampai kelima ada Iran, Iraq dan Uni Emirant Arab. Sedangkan untuk negara kita, merupakan Negara penghasil minyak terbesar di kawasan Asia tenggara, yang memiliki kandungan minyak bumi sebanyak 0,34 % dari total minyak dunia dan menempatkan Indonesia diposisi 23, jauh di bawah Libya (yang saat ini bergejolak) yang berada di posisi 9 dunia. Akan tetapi hal ini tetap mebuat Indonesia sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang menentukan harga minyak dunia yang tergabung dalam OPEC, sebuah organisasi kartel negara-negara pengekspor minyak, yang pernah melakukan embargo minyak pada Barat (AS dan sekutunya) dalam merespon Perang Arab Israel 38 tahun silam ( sebuah rekaman sejarah yang perlu diingat kembali sebagai sebuah refleksi untuk mengurangi arogansi sebuah negara adidaya).

Ketersediaan tersebut tentu erat kaitannya dengan konsumsi sebuah negara akan minyak yang dikandungnya. Saudi Arabia misalnya sebagai negara penghasil minyak terbesar tergolong sangat kecil dalam konsumsi minyak dari 9,475 juta per barel per hari, Saudi Arabia hanya hanya mengkonsumsi 1,775 juta barel per hari, bayangkan sisanya mungkin cukup mendatangkan devisa yang besar bagi negara sehingga tidak dapat ditampik kalau banyak pengusaha Arab yang menanamkan asetnya di Eropa dan Amerika, sedangkan Kanada negara yang mengandung minyak bumi terbesar kedua kenapa tidak begitu terlihat secara global sebagai sebuah negara kaya minyak? Ini karena kandungan minyak di Kanada berjenis Sand Oilyang memerlukan ongkos produksi yang tinggi, sehingga hanya mampu menghasilkan minyak 2,4 juta barel per hari jauh di bawah Russia yang mampu menghasilkan minyak 9,15 juta per barel per hari, padahal Russia sendiri bercokol di peringkat 8 dunia yang hanya memiliki stok minyak sebesar 5,11% lebih. Sedangkan Indonesia dengan sumber daya manusia yang ada hanya mampu menghasilkan minyak bumi sebesar 1,061 juta barel per hari dengan konsumsi sebesar 1, 084 juta per barel per hari ( dari mana menutupi kekurangannya ya?).

Selain anugrah Tuhan akan kandungan minyak yang ada di setiap Negara, faktor sumber daya manusia juga sangat menentukan keberhasilan sebuah negara menjalankan bisnis minyaknya, sehingga tak jarang negara yang kaya minyak sekalipun bisa kekurangan minyak atau rakyat mengkonsumsi minyak dengan harga yang cukup tinggi di negaranya sendiri (otokritik untuk kita semua). Sedangkan negara yang belebih mampu menghasilkan devisa yang besar dengan mendistribusikan minyaknya ke negara lain baik mentah maupun yang sudah jadi, tetapi tetap harus diperhatikan factor sumber daya manusianya, baik dalam pengelolaan minyak maupun peran politik, sehingga tidak menjadi sasaran invasi (tidak hanya perang fisik tetapi juga budaya,ideology, maupun politik) negara yangberkepentingan.

Amerika Serikat dan Minyak Dunia

Siapa yang tidak mengenalAmerika Serikat apalagi satu dekade belakangan ini,negarayang secara geografis ini cukup luas dengan jumlah pendudukmencapai 300 juta yang memadati wilayah seluas 9.826.630 km².Kemudian negara yang sector ekonominya cukup memengaruhi perekonomian dunia, serta negara yang cukup adidaya di percaturan politik dunia. Secara geografis dengan populasi yang padat, otomatis konsumsi akan energi minyak dan gas juga semakin tinggi. Kedua adalah dari sector ekonomi, Amerika Serikat sangat sensitif terhadap harga minyak dunia, hal tersebut dikarenakan sebagian besar migas Amerika Serikat juga berasal dari impor, otomatis Amerika Serikat juga berkepentingan untuk menjaga agar harga minyak tetap stabil.Sektor yang terakhir adalah sector politis, kita kembalikan lagi pada ambisi Amerika Serikat untuk meraih imperium global ( karena tidak ada tandingannya lagi). Keinginan kuat Amerika Serikat untuk menguasai imperium global menuntut kekuatan di 3 sektor, yakni ekonomi, teknologi dan militer. Keadaan tersebut mutalk membutuhkan energi minyak dan gas sebagai pengerak agar semuanya bisa berjalan mencapai tujuan, mungkin prinsip dasar dari peran energi migas di seluruh penjuru dunia adalah sama, namun implementasi yang dilakukan Amerika Serikat cenderung lebih dari negara lain. Seperti invasi ke beberapa negara di Timur-Tengah, serangan ke beberapa negara-negara Islam dengan kedok penumpasan teroris, denganalasan menyelamatkan penduduk sipil dari gempuran pemerintah lokal ( padahal serangannya juga menyerang penduduk sipil) sehingga dapat digantikan dengan pemerintahanbaru yang pro terhadap kebijakan perdagangan Amerika seperti Libya saat ini.

Motif utama, Energy Security

Energy security adalah istilah yang menggambarkan suatu kondisi terjaminnya pasokan kebutuhan energi minyak dan gas alam suatu negara demi keberlangsungan dan eksistensi negara baik secara ekonomi maupun pertahanan. Pasokan energi tersebut dapat berasal baik dari cadangan domestik maupun suplai energi global. Hal ini tentunya sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan system yang bergulir di negara penganutnya. Dalam hubungannya dengan minyak negara ini agak mengkhawatirkan. Walaupun dengan cadangan minyak yang tinggi yaitu 22,5 Milliar barrel, tapi dengan tingkat produksi 7.6 juta barrel per hari plus konsumsi yanggila-gilaan tingginya,maka minyak AmerikaSerikat niscaya tidak akan lebih lama dari 9 tahun umurnya (sebuah kondisi yang menuntut pemenuhan minyak dari luar negeri). Tentunya isu energy security ini menjadi perhatian utama karena dari pemgalaman yang ada negara ini pernah mengalami embargo pada tahun 1973, oleh OPEC, sebuah organisasi kartel negara-negara pengekspor minyak, melakukan embargo minyak pada Barat (AS dan sekutunya) dalam meresponPerang Arab-Israel. Hal ini telah menyebabkan kelesuan ekonomi bahkan banyakindustri di Barat hampir collapse karena berkurangnya pasokan minyak dariTimur Tengah Selain itu, embargo tersebut juga menyebabkan munculnya pasargelap perdagangan minyak yang pada akhirnya mengancam ekonomi dunia ke arah inflasi tinggi karena kenaikan harga minyak yang begitu tinggi akibat pasokan (supply) terbatas sementara permintaan (demand) tinggi, karena semakin menipisnya sumber daya minyak tersebut sementara di sisi lain kebutuhan akan minyak tersebut cukup tinggi maka menuntut sebuah negara sekaliber Amerika Serikat dalam menjaga kestabilan negara dan target-target politiknya tersebut melatarbelakangi negara ini untuk mendapatkan minyak tersebut dengan cara apapun ( karena minyak belum dapat digantikan dengan air).

Indonesia sebagai negara berdaulat yang sudah diwarisi seperangkat konsep oleh founding father , haruslah jeli melihat kondisi ini. Apapun yang terjadi di negara ini semuanya tidak terlepas dari kebijakan-kebijakan melalui undang-undang yang diputuskan. Bila undang-undang yang mengatur negara ini sudahdicampuri oleh kepentingan-kepentingan lain bukan kepentingan bangsa ini maka tunggulah kehancuran negara ini secara perlahan yang terus dijajah secara tidak langsung (yang pasti tdak lagi dengan perang). Merdekanya negara ini adalah ketika mampu mengurus sendiri negara ini tanpa intervensi dan kepentingan curang negara lain,dan bekerja sama dengan negara lain dengan cara yang adil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun