Sejak WHO menetapkan Covid 19 sebagai pandemi global, virus corona menjadi momok manakutkan bagi seluruh negara. Mengingat virus ini penyebarannya sangat cepat dan dengan mudahnya tersebar melalui udara.
Berdasarkan data dari CSSE Johns Hopkins University per tanggal 4 Juni 2020 total jumah kasus positif corona di dunia mencapai 6.514.359 jiwa. Sementara khusus nya di negara kita Indonesia menurut data dari Gugus Tugas Covid 19 per tanggal 4 juni 2020 sebanyak 18.205 jiwa.
Data – data tersebut sungguh membuat kita tercengang, siapa sangka yang awal kemunculannya kita menganggapnya hanya ada di Wuhan ternyata akhirnya sampai juga ke negara kita.
Pemerintah Indonesia terus mengkampanyekan menerapkan kebijakan yang menghambat laju pergerakan dengan memberlakukan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dengan menerapakan Social Distancing dan Work From Home (WFH). Banyak juga dari publik figur yang ikut membantu mengkampanyekan aturan dari pemerintah tersebut.
Rasa - rasa nya kalau kita melihat hampir setiap hari data data tersebut entah di media massa atau media elektronik bisa menciptakan pikiran negatif dalam pikiran kita. Ada semacam kecemasan, ketakutan ditambah lagi tempat bekerja kita berhenti beroperasi hingga akhirnya dirumahkan bahkan dapat jatah kuota pengurangan karyawan.
Memang ini kondisi yang kita tidak inginkan, tapi ingat pandemi covid 19 ini datangnya dari Allah. Setidaknya kita melihat dari 2 perspektif.
Sebagai ujian bagi orang-orang beriman yang terus melakukan amal shalih dan sebagai cobaan bagi orang-orang yang melakukan dosa. Semoga danya pandemi ini sebagai wadah instropeksi diri bagi kita manusia yang penuh khilaf dan salah.
Bayangkan saja virus corona sebesar 400-500 micro yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, ini menjadi bukti tanda kekuasaan Allah. Allah Subhanahu Wata a’la berfirman إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (QS Ali Imron : 190).
Oleh karena itu kita sebagai orang beriman dituntut ikhtiar dibarengi dengan tawakkal untuk menghadapi pandemi ini. Ikhtiar sendiri yang berarti berusaha sementara tawakkal yang berarti bersabar. Dengan kita ikhtiar dan dibarengi dengan tawakkal dapat memberi pikiran positif agar terus kita bisa bangkit dari keterpurukan.
Sebagian masyarakat mulai dirundung pikiran yang negatif mereka tidak bisa berfikir bagaimana cara agar bisa bangkit selama pandemi ini. Tentu saja bukan tidak ada hal yang menjadi sebab.