Mohon tunggu...
RONI EWWEK
RONI EWWEK Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran Sejati

Asli anak petani desa, ingin merajut mimpi untuk perdamaian bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa KKN Kolaboratif 29 ke 3 Menggali Potensi Pemanfaatan Daun Singkong Menjadi Kripik Daun Singkong dan Manfaatnya

7 Agustus 2024   20:15 Diperbarui: 7 Agustus 2024   20:17 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
youtube KKN Kolaboratif 29 Kesiliri/Dok. pri

Kesilir, Jember – Mahasiswa KKN (Kuliah Kerja Nyata) dari kelompok 29 yang tergabung dalam proyek kolaboratif di Desa Kesilir, Wuluhan, Jember, telah menemukan potensi baru dalam pemanfaatan daun singkong. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomis tanaman singkong sekaligus berkontribusi pada penurunan angka stunting di desa tersebut.
Kelompok mahasiswa KKN Kolaboratif 29, setelah melakukan berbagai penelitian dan percobaan, berhasil mengolah daun singkong menjadi kripik yang lezat dan bernutrisi tinggi. Daun singkong, yang selama ini hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sayur atau dibuang begitu saja, kini diubah menjadi produk yang bernilai jual tinggi.

Menurut Ibu Ani, salah satu anggota PKK Desa Kesilir, "Kami sangat senang dengan adanya inovasi ini. Selain bisa meningkatkan pendapatan keluarga, kripik daun singkong ini juga bisa menjadi camilan sehat untuk anak-anak kami. Kami berharap hal ini bisa membantu mengurangi masalah stunting di desa kami."

Bersama Kades dan ibu-ibu PKK Kolaboratif 29/dok. pri
Bersama Kades dan ibu-ibu PKK Kolaboratif 29/dok. pri
Ibu Siti juga menambahkan bahwa proses pembuatan kripik daun singkong ini cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh siapa saja. "Kami dilatih oleh mahasiswa KKN tentang cara memilih daun singkong yang baik, proses penggorengan yang benar, hingga cara pengemasan yang menarik. Semua ibu-ibu PKK sangat antusias dan bersemangat untuk memproduksi kripik daun singkong ini."

Sementara itu, Bapak Samsul, salah satu petani singkong di Desa Kesilir, menyatakan dukungannya terhadap program ini. "Selama ini kami hanya menjual umbi singkong, dan daun-daunnya tidak dimanfaatkan dengan baik. Dengan adanya program ini, daun singkong yang sebelumnya tidak bernilai kini bisa menghasilkan tambahan pendapatan. Kami juga diberi pelatihan oleh mahasiswa KKN tentang cara budidaya singkong yang lebih baik agar kualitas daun yang dihasilkan semakin baik."

Foto BMC Kripik daun singkong KKN Kolaboratif 29/dok. pri
Foto BMC Kripik daun singkong KKN Kolaboratif 29/dok. pri
Dalam upaya penurunan angka stunting, kripik daun singkong ini diharapkan dapat menjadi solusi karena kandungan gizinya yang tinggi. Daun singkong kaya akan vitamin dan mineral, termasuk zat besi, kalsium, dan protein, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan anak-anak. Dengan konsumsi rutin, diharapkan masalah gizi buruk yang menyebabkan stunting dapat diminimalisir.

Inovasi ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga manfaat kesehatan bagi masyarakat Desa Kesilir. Kolaborasi antara mahasiswa KKN, ibu-ibu PKK, dan petani singkong menunjukkan bahwa dengan kerja sama yang baik, berbagai potensi lokal dapat digali dan dimanfaatkan secara optimal. Diharapkan, keberhasilan ini bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal mereka untuk kesejahteraan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun