Mohon tunggu...
RONI EWWEK
RONI EWWEK Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran Sejati

Asli anak petani desa, ingin merajut mimpi untuk perdamaian bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kesel Kesenior Dikepanitiaan MAPABA & Pembelaan Terhadap Ketua Panitia Perempuan

1 Februari 2024   20:06 Diperbarui: 1 Februari 2024   20:11 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Mahasiswa pmii tentu tidak lagi asing dengan panitian mapaba yang berbeda dengan kepanitiaan lain. Saya salah satu kader PMII yang sudah memasuki proses sebagai ketua SC (Steering Committee) dalam kepanitiaan mapaba. sedangkan saya harus menurunkan dan memahamkan konsep ke adik jabatan saya yaitu OC (Organizing Committee). Kerumitan yang terjadi ini harus Melawati beberapa fase konsolidasi sebelum menuju pada Pelaksanaan mapaba. Hari ini berbeda dengan ketua panitia sebelumnya di mapaba. Adanya ketua dari perempuan menjadi warna baru di dalam organisasi pmii saya. Gimana gak warna baru, karena perempuan banyak pembelaan dari sana sini karena perempuan dipandang lebih lemah menjadi leader padahal nyatanya tidak mungkin dia hanya caper atau mencintai secara personal si Selvi (nama samaran ketua OC) wkwkk. Kalo gini gimana gak kesel serasa saya terpojokkan dan pengalaman saya selama menjadi ketua OC dulu. Gak semudah saat si Selvi ini jadi ketua panitia.

1# Aku Ketika konsolidasi serba salah

Sebelum saat ini saya menjadi ketua steering Committee saya melalui fase Organizing Committee. Selama menjadi OC saya melalui fase keras dari serba salah. Alasan yang menjadi keteguhan saya mencoba bersabar dengan sifat senior yang keras dan sok sok keras adalah meningkat mental saya lebih kuat dan terlatih serta awalan bisa akrab dengan temen angkatan waktu itu. 

Fase konsolidasi setiap Minggu sekali itu selalu menjadi hal yang menyeramkan baik bagi saya dan temen temen saya. Sehingga sebelum menghadapi konsolidasi kita harus latihan bener-bener agar meminimalisir kesalahan walau pada nyatanya pasti disalahkan. 

Saya sebagai leader bagi OC waktu selalu menjadi poros utama sumber pertanggungjawaban sebelum di alihkan ke SC saya. Sangat sulit mendapatkan toleransi dari senior karena ketidak becusan saya sebagai ketua OC.

2# Saya melihat Selvi lebih mudah

Berbanding kebalik dengan kondisi saya pas jadi ketua oc dulu justru jalan Selvi sebagai ketua lebih nyaman aman dan penuh toleransi mengapa begitu?. Salah satu senior pernah kecoplosan saat mendengar ketua panitianya perempuan "kita gak usah keras-keras kasian ketuanya perempuan, yang biasa aja nanti takutnya malah berimbas pada tidak maksimalnya mapaba". Pernyataan ini dinyatakan saat nongkrong di kopian selagi saya nguping. Ternyata kenyataan itu sangat benar Napak ketika beberapa fase konsolidasi terlewati. 

Biasanya oc serba salah untuk mengupgrade mental dan bener bener dihakimi sampai semua oc gak mampu menjawab untuk kemudian dilimpahkan ke SC mengenai pemahaman konsep. Kali justru SC yang dihakimi kenapa kemudian OCnya tidak memahami konsep?. Saya rasa kesalahan tetap berpihak pada saya dan anggota SC saya. Disetiap konsol yang sudah di lewati. Gak masalah sih tapi serasa gak adil aja.

3#Spekulasi Terakhir

Terakhir saya akan menutup dengan pernyataan bahwa wanita tidak bisa diragukan mentalitasnya sebab Selvi bermental kuat dengan caranya sendiri serta Selvi juga mudah dalam beradaptasi menjadi ketua OC serta konsep yang saya turunkan. Sehingga walau disamakan dengan cara saya waktu jadi OC, Selvi saya rasa akan kuat seperti saya bahkan bisa lebih.

Jika perlakuannya timpang seperti ini justru saya akan berspekulasi liar terhadap senior, mungkin karena bukan kasian, jangan jangan senior caper atau suka atau ada hubungan pribadi. Mungkin pacarnya, Temen dekatnya atau ah sudanlah mungkin jika seniornya banyak perempuan pembelaan akan berpihak 

sama saya kwkwkwkwk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun