Mohon tunggu...
roni tabroni
roni tabroni Mohon Tunggu... -

hobby nulis... pnya mainan kampung belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warga Masalahkan Warna Gedung Pusdai Jabar

14 November 2011   12:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:41 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wah Pusdai jadi PKS ya?", tanya seorang teman yang datang ke Pusdai. "Emang kenapa?" Kata saya. "ALiat aja warnanya kuning emas persis PKS," katanya. Memang pada Senin (13/11), di Pusdai Jabar sedang ada pengecatan gedung bagian luar, menjadi kuning keemasan dan putih. Warna ini memang bukan warna yang cocok untuk sebuah gedung, bahkan pelkerja sendiri mengakui kalau warna tersebut tidak pas. Selain tidak enak dipandang, juga memang terkesan norak, "tapi katanya ini keinginan Gubernur ya mau apa lagi," kata pekerja tersebut. Informasi yang didapat oleh Humas Pusdai sendiri memang kata orang daklam katanya pengecatan dan perubahan warna ini keinginan Gubernur Jabar. "Sebenarnya kita sebagai karyawan tidak pernah tahu akan ada pengecatan," katanya. Bahkan menurut ASM. Romli, karyawan yang lain juga heran ada pengecatan apalagi warna yang sekarang mirip warna partai tertentu. Berdasarkan pengamatan di lapangan, beberapa orang pengunjung yang berbincang di tempat parkir motor menyayangkan dengan perubahan warna gedung Pusdai. "Nahanya make koneng, jadi teu ngeunah ditingali," katanya. Penyesalan yang sama diungkapkan oleh Guru Besar UINSGD Bandung, Prof. DR. Asep S. Muhtadi. Menurutnya, Pusdai memang dari sisi kepemilikan itu punya Pemda, tetapi secara fungsi itu milik ummat. "Karena Pusdai milik ummmat, maka tidak boleh ada warna golongan tertentu," tegasnya. Hal ini disebabkan yang namanya ummat itu beragam, jadi semua orang boleh masuk kesini. Bahkan menurut Asep, dua Gubernur sebelumnya belum pernah memanfaatkan Pusdai untuk kepentingan golongan dan Partainya, "jadi kalau Gubernur sekarang menjadikan Pusdai sebagai alat untuk memenuhi golongan dan partainya itu sama dengan ahistoris," pungkas Asep yang pernah perancang dan menghidupkan Pusdai sejak awal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun