: suatu malam di sebuah bangku taman
selagi kau sibuk mengingat-ingat
kugenggam jari-jarimu yang dingin
juga kubaca urat-urat hijau di pipimu
mencari alamat tempat puisiku pulang
katamu, "kita terus kehilangan usia
tapi aku terus mencintaimu
dan masih terus begitu"
kini, waktu telah mati dihisap cemas
setelah tahun-tahun panjang
pada kita oleh ingatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!