Aku, rakus kau telan
kemudian hanya gelap
lalu debar jantungmu
sesungguhnya,
malam itu aku telah mati
terhisap bibirmu yang maut
dan sebelum waktu
benar-benar mencuri habis usia kita
akan kutanam hutan di pucuk kepalamu
tempat kau mengenang hal indah
sebagai rumah untuk ingatan
yang kelak merawatmu di hari tua
atau melindungimu dari sepi paling jahat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!