Mohon tunggu...
R_82
R_82 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

Bukan sesiapa yang mencari apa dibalik mengapa dan bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepenggal Kisah Polisi Mendadak Artis “Dia Bukan Malin Kundang”

14 April 2011   11:20 Diperbarui: 13 Juli 2015   13:54 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentor (becak motor. Jauh dekat Rp 2000 kecuali lebih dari 1km)

[caption id="" align="aligncenter" width="659" caption="ilustrasi/google"][/caption]

Lelaki yang telah menjadi pacarnya selama 3 tahun itu menjawab beberapa pertanyaan. Saat itu membuat Gadis berkulit putih itu tersenyum lebar, perasaan bangga dan haru menyaksikan kekasihnya di layar kaca. Sungguh seakan mimpi baginya, tak pernah disangka akan seperti sekarang. Terkadang senyum dan tawa gadis itu begitu lepas, hingga tak sadar kedua orang tuanya sedang menyaksikan tingkah gadis itu, yang senyun-senyun sendiri sambil menonton televisi. "Eh, ayah! Ibu!, eh...eeeh.. ayo nonton rame rame, si Koko ada di wawancara itu" sedikit malu ia mengajak ayah ibunya menonton, karena tanpa disadarinya mereka telah berada di kursi tempatnya duduk beberapa menit yang lalu. Gadis ini memang berada hanya satu meter di depan layar televisi. "Ayah lebih suka liat kamu daripada liat televisi" ayahnya berkata sambil tersenyum. "Iya, ibu juga heran. Tiap hari sekarang kerjanya nongton TV trus nih si calon istrinya artis, hehe" ibunya menimpal sambil melirik memandangi gadis berpiyama putih bergambar tweety itu. "eeeeemh.. jangan bagitu uuuti" gadis itu pun beranjak hendak menuju kamarnya, karena merasa orang tuanya akan terus mengodanya. "hey mau kemana?" ibunya bertanya karena melihat Gadis itu hendak beranjak. Sementara Gadis itu hanya menoleh sambil tersenyum, tak berkata apa apa. "Ayah tau. Pasti dia mau masuk kamar dan mukul-mukul bantal sambil tiduran, hehe" ayahnya berkata tanpa melirik, pandangannya mengarah pada layar televisi meski perkataanya ditujukan pada anaknya yang mulai melangkah agak cepat karena malu terus di goda orang tuanya. **** Satu jam berlalu. Gadis itu baru keluar dari kamarnya, dengan mata yang kemerahan. Sepertinya telah menangis. " ... kenapa sayang?" Ibunya berkata sambil bersiap menyambut anaknya dengan pelukan. Kini gadis itu menangis tersedu dalam pelukannya. Sementara itu ayahnya mengecilkan suara televisi sambil mengerutkan dahinya, lalu menghadap ke arah anak dan istrinya yang berada di samping kirinya. Setelah tangisnya agak reda, gadis itu melepaskan pelukannya kemudian ia berkata sambil menunjukkan sms di handponnya. "Ini Bu, kita dapa sms dari kita pe tamang, kong dorang bilang , Koko ada bicara nyanda ada pacar. Koko bilang bagitu waktu di wawancara". Kini tangisnya itu sudah berhenti, dan dengan serius gadis itu memperlihatkan sms dari beberapa temannya. Ibunya hanya sekilas melihat, karna perpindahan sms itu terlalu cepat baginya. Sementara ayahnya tidak terlalu terlihat cemas seperti sebelumnya. Mungkin itu adalah hal yang tidak begitu berarti buat ayahnya. "Ah, biasa itu ndak apa apa! Jangan terlalu dipikirkan nech" ibunya berkata sambil merapikan rambut anaknya dngan tangan kiri. Rambutnya menempel di pipi anaknya karena basah oleh air mata. "Kong! kita ini apa bu?" tanya gadis itu, seraya menatap ibunya serius. "edo do eeeh, bukang main kita pe anak ini. Ckckck, sudahlah itu kan wajar kalo artis bagitu, biasa digosipin. Jangan terlalu serius menanggapinya ya" Bujuk ibunya sambil tersenyum dan menggelng gelengkan kepala. "Kita tadi telepon. Mar nda diangkatnya. Di sms nda dibalasnya juga, eh sekalinya balas dia bilang bagini bu..." kemudian dia menunjukkan sms di handponya. "Ci, biasa Jo, jangan bapikir laeng-laeng, ini lagi di jalan, sabantar jo nech, kita mo batelpon ulang" begitulah sms itu terlihat di handpon anaknya. "Iyo noh, kan so jelas. Dia lagi ada sibuk, deng masih sayang toh. Buktinya sabantar dia mo batelpon ulang kalo nda sibuk" ibunya kembali menenangkan anaknya. Sementara itu ayahnya kembali menambah volume televisi, kini dia seakan kurang peduli lagi dengan obrolan anak dan istrinya itu. Mungkin bukan hal yang penting lagi dan tak ada yang perlu dicemaskan lagi.

****

[caption id="" align="alignleft" width="318" caption="Bentor (becak motor. Jauh dekat Rp 2000 kecuali lebih dari 1km)"][/caption] Sore itu, Gadis berambut panjang sebahu yang semalam menangis, kini terlihat segar dan ceria. Didalam Bentor dia bersenandung sambil melihat pemandangan yang biasa dia lihat. Bulan lalu pemandangan itu biasa dilihat dari motor matik berwarna merah. Warna merah adalah warna kesukaan gadis yang masih duduk di bangku kuliah semester 3 itu. Dan itulah yang menjadi alasan pacar gadis itu membayar uang muka motor dengan warna merah. Sesampainya di tempat tujuan, bentor itu kemudian berhenti. Setelah membayar uang tiga ribu Rupiah, gadis itu kemudian menuju ke sebuah rumah yang hampir seminggu sekali dia kunjungi. Setelah mengucap salam, kemudian gadis itu langsung masuk ke ruangan tengah tanpa menunggu dibukakan pintu. Dia memang sudah terbiasa disana, sudah seperti keluarga saja. Di ruangan itu terlihat ibu pacarnya sedang duduk termenung. "Ada apa Bu? Kok melamun" tanya gadis itu, dan kemudian ia duduk di samping perempuan berbaju putih itu, sesaat setelah mencium tangannya . "Aneh ya, kenapa nda bisa dihubungi sekarang. Padahal semalam dia ada kasi kabar hari ini nda ada acara. Tapi hp nya dikasimati. Cobalah ibu so lama dari tadi coba batelpon" dia berkata sambil memberikan handpon pada gadis itu. Gadis itupun segera menerimanya dan melihat panggilan keluar, kemudian mencoba menghubungi nama dalam panggilan keluar tersebut. "...nda aktif" gadis itu berkata sambil menyimpan handpon di meja yang ada di depan mereka. "Aneh toh? Nda biasa dia kasi mati hp. so lupa kita stau? Hmmm," Beberapa saat bereka tak ada yang bicara lagi, dalam hati gadis itu juga mengiyakan dan membenarkan omongan ibu pacarnya itu. Karena sejak keberangkatannya ke Jakarta untuk shooting dan wawancara, komunikasi diantara dia dan dan pacarnya itu mulai jarang. Mungkin pacarnya sudah mulai memiliki kehidupan baru hingga sedikit melupakannya. Dan yang lebih membuatnya sedih adalah ternyata ibu pacarnya pun merasakan hal yang sama. Kini mereka hanya termenung. Tak ada yang bicara dengan perasaan yang sama. kecewa terhadap sosok yang selama ini selalu ceria dan menghibur siapapun disekitarnya. **** Lamunan mereka kini dikagetkan suara Sms dari handpone keduanya yang hampir bersamaan , Gadis itu dengan segera mengambil handpon di saku clana jensnya. Setelah membaca sms dari seseorang yang ditunggu kabar oleh keduanya sejak tadi itu, seakan gemetar dia memegang handponnya, dan segera berkata. "Bu, ada kabar baik! napa ech!" dengan semangat gadis menunjukkan sms di hanponnya. "Ci, sabar jo nech. Bulan depan kita mo lamar pangana. Trus itu si merah pake jo nech, supaya nda susah lagi badola bentor. :P Jangan lupa, hari ini kan jadwal kita biasa ngapel di rumah kita pe Ajus. Daah,,,, sabantar malam kita mo telpon nech!." (dik, sabar ya. Bulan depan aku akan melamarmu. Terus motorku si merah pake aja, supaya tidak susah lagi manggil bentor. :P Jangan lupa, hari ini kan jadwal kita berkunjung ke rumah ibuku. Daah,,, nanti malam aku mau nelpon ya!) Setelah membaca sms tersebut, seakan bersamaan mereka meraih handpon yang tadi di simpan diatas meja. Dan Gadis itu yang lebih dulu meraihnya, dan ternyata benar dugaan mereka. Sms yang di terima adalah dari orang yang sama. Dan dengan segera gadis itu membukanya dan akan dibaca bersama. "Ass, bu maaf hari ini, hp kita kasi mati, soalnya tadi ada baurus kepentingan naik haji. Insya Alloh tahun ini Ayah dan ibu akan berangkat Umrah, itu adalah bonus dari doi pribadi pak Kapolri. Nanti disana doakan saja supaya kita cepat menyusul. Tadi lama baurus karena jatahnya hanya untuk satu orang, mar kita tambah akang kita pe doi supaya jadi 2 orang" (ass, maaf ya bu, hape hari ini saya nonaktifkan, sebab saya mengurus keperluan buat naik haji. Insya Alloh tahun ini ayah dan ibu akan berangkat umrah, itu adalah bonus dari uang pribadi bapak  Kapolri, Nanti disana doakan saya supaya cepat menyusul. Tadi lama karena jatahnya hanya untuk satu orang, tapi saya tambahkan uang saya supaya jadi 2 orang)

****O**** NB : Cerita ini hanya fiksi yang terinspirasi oleh. Seorang Polisi yang mendadak tenar karena Aksi joget lipsync lagu chaiya chaiya. Selamat dan sukses buat Briptu Norman Kamaru.

****O****

Kosakata sehari-hari di Gorontalo (bukan bahasa baku) :

1. Kita : saya

2. Ngana : kamu

3. Dapa : dapat

4. Dorang : mereka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun