[caption id="attachment_199211" align="aligncenter" width="576" caption="http://atexalhaqy.blogspot.com"][/caption]
"Terima kasih ya Alloh, kau telah berikan hidayah ini kepadaku. Meski mungkin terlambat, tapi aku bersyukur bisa menikmati nikmatnya ibadah kepadamu. Terimalah segala keterbatasanku ini, dan jadikan aku bersama golongan orang-orang yang beriman..."
"Pak!.. Ayo kita ke rumah saya dulu!"
Suara itu membuat dia yang sedang duduk di masjid itu menoleh. Kemudian dia tersenyum sambil mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. Sepertinya dia sedang berdoa, sebelum doanya tersebut terhenti oleh sapaan seseorang yang ada di sampingnya tersebut.
"Tadi kan baru minum dan makan cemilan saja. Ayo sekarang kita makan nasi dulu di rumah!"
Ajak pria yang tadi menegurnya. Tanpa ada kata dari keduanya, merekapun langsung menuju keluar masjid. Kemudian mereka berjalan menuju ke sebuah rumah yang tidak terlalu jauh di samping masjid tersebut. Pria yang di tegur tadi berjalan perlahan di belakang yang mengajaknya.
"Saya malu Pak Haji, sudah beberapa hari ini merepotkan Pak Haji terus" ucapnya membuka obrolan sambil berjalan.
"Merepotkan apa? Justru saya senang. Sejak bapak disini, masjidnya jadi lebih bersih. Karena bapak selalu membersihkannya setiap hari. Nah kita sudah sampai, ayo kita langsung menuju ke meja makan saja pak. Kita makan bersama hari ini. Kebetulan anak anak juga sudah datang dari kota. Mereka ingin makan bersama bapak"
Setelah membuka pintu dan mengucap salam. Mereka berdua kemudian disambut keluarga pak haji. Anak dan istrinya dengan tersenyum mempersilahkan mereka duduk di meja makan. Tanpa menunggu lama, pak haji mulai membaca doa dan kemudian mereka bersiap untuk makan.
***
"Begini Pak Haji. Saya sudah berniat ingin menghibahkan seluruh tanah dan kekayaan saya untuk pesantren ini. Tapi ijinkan saya untuk terus tinggal di masjid ini. Rasanya saya sudah betah dan ingin di sini saja sampai... sampai..."