[caption id="attachment_116133" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi (Shutterstock)"][/caption]
Ketombe dengan nama ilmiah Pityriasis capitis, lebih dikenal dan dipahami dengan sejenis pengelupasan kulit kepala. Adapun pemicu perkembangan sel kulit mati tersebut diakibatkan infeksi dan perkembangan bakteri bakteristaphylococcus aureusdan streptococcus (Wikipedia). Kedua bakteri ini memicu sel-sel epidermal di kulit kepala akan terdorong keluar, di mana mereka pada akhirnya mati dan terkelupas. Saat itulah keadaan yang akrab disebut dengan berketombe terjadi.
[caption id="" align="alignright" width="243" caption="http://www.ayushveda.com"][/caption]
Sebetulnya kulit kepala yang sudah mati dan minyak di kulit kepala akan hilang pada saat keramas/mencuci rambut. Namun demikian pada kondisi tertentu, pertumbuhan bakteri bisa tumbuhsecara berlebihan. Sehingga pada kondisi tersebut ketombe bisa menjadi bagian yang sangat merepotkan, dan susah untuk diatasinya.
Keberadaan ketombe tersebut bisa mengakibatkan iritasi dan rasa gatal. Dampak yang terlihat secara kasat mata adalah warna kulit kepala yang memerah. Kemudian banyaknya pengelupasan kulit kepala, menjadi bagian yang sangat tidak nyaman dari ketombe tersebut.
Beberapa faktor yang mengakibatkan pertumbuhan ketombe antara lain:
Pertama, faktor genetis. Adalah terjadinya pertumbuhan dan keberadaan bakteri yang merupakan bawaan dari orang tua. Dipercaya dan telah di buktikan bahwa orang tua akan memberikan keturunannya kesamaan/kemiripan bentuk tubuh termasuk bakteri yang dimilikinya.
Kedua, kondisi/keadaan temperature. Dimana yang panas akan menyebabkan kulit kepala berkeringan dan berminyak. Keadaan ini akan memicu pertumbuhan bakteri penyebab ketombe berlebihan.
Ketiga, stress/faktor psikologis. Dimana pada saat mengalami stress perkembangan hormon yang memicu produksi minyak dan keringat di kulit kepala. Sehingga bakteri penyebab ketombe akan berkembang dengan sangat cepat.
Keempat, keadaan kulit kepala yang tidak normal (seborrhoeic dermatitis, psoriasis). Hal ini disebabkan oleh infeksi jamur yang diakibatkan oleh luka (biasanya karna menggaruk) di bagian kepala. Infeksi tersebut akan mempercepat pertumbuhan bakteri penyebab ketombe.
Kelima, faktor kebersihan. Ini adalah bagian terpenting, karna pada dasarnya sel kulit mati dan minyak di kulit kepala akan hilang dengan mencuci rambut dan kulit kepala dengan bersih. Namun demikian penggunaan shampoo yang tidak sesuai dengan kulit kepala serta cara membilas yang masih menyisakan shampoo(sisa busa), justru akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang cepat. (Zoe Draelos, M.D Pediatric Dermatologist of High Point North Carolina).
Berikutnya, keadaan kepala berketombe akan sangat menggangu aktivitas dan kreativitas dalam kehidupan sehari hari. Hal ini disebabkan dengan adanya ketidak nyamanan (rasa gatal) di bagian kepala. Ini tentu akan menggangu aktivitas baik di dalam maupun di luar ruangan. Sehingga aktivitas orang yang berketombe akan terganggu kenyaman dan optimalisasinya.
Kreativitas seperti halnya dalam menulis, baik itu artikel, fiksi maupun non fiksi akan terganggu juga. Itu diakibatkan oleh konsentrasi dan fokus terhadap tulisan terganggu oleh rasa gatal di kulit kepala.
Selain itu, Isu sosial dan kepercayaan diri (biasanya utuk kaum perempuan) akan sangat menurun dari adanya ketombe tersebut. Asumsi orang lain bahwa jarang membersihkan dan merawat rambut menjadi salah satu penyebab turunnya rasa percaya diri bagi penderita ketombe.
Dengan kata lain, penderita ketombe akan terganggu aktivitas dan kreativitasnya. Karena secara fisik (rasa gatal) dan secara mental yaitu hilangnya rasa percaya diri, sehingga ketombe tersebut akan mengakibatkan kreativitas dan aktivitas penderitanya kurang baik. Tentu keadaan ini akan berbeda dengan orang yang tidak berketombe yang bisa mengoptimalkan Aktivitas dan kreativitasnya.
****O****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H