Mohon tunggu...
R_82
R_82 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

Bukan sesiapa yang mencari apa dibalik mengapa dan bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Hari Pahlawan] Kematian Itu Bernama Sia-sia

9 November 2011   21:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

[caption id="" align="aligncenter" width="612" caption="Kompasiana"][/caption] Menurut panut Melangkah serempak Detakkan jantung seirama Telusuri nadi Alirkan darah dan kekuatan Disana mayat itu tergeletak Disini jasad tak bernyawa itu terkapar Selongsong peluru menyertai Kematian dia dan mereka Demi satu kata yang dinantikan Kemerdekaan Terkoyak sudah lehernya Darah menetes basahi bumi pertiwi Tumbal... Sesajen... Tanda akan begitu besarnya pengorbanan Demi sebuah mimpi yang telah lama diharapkan Kemerdekaan Suatu hari Proklamasi itu menggema Getarkan bumi pertiwi Mengoyak belenggu Hanguskan pasung Menginjak penjara Bebaskan segala norma penjajahan Tangan tangan kecil itu mengepal Menunjuk mereka sang penjajah Berteriak pekikkan langit Dengan kobaran api di matanya Kami sekarang sudah Merdeka Puluhan tahun berlalu Kakek tua terlihat duduk dikursi rotan Tak berhenti kepalkan tangan Urat-urat tak beraturan Terbungkus kulitnya yang keriput Dihiasi luka masa lalu yang tak bisa dihilangkan Suaranya tak begitu jelas Nadanya pun kalah dengan tarikan nafas yang berat Terlalu membara didadanya Tak kuasa tubuh bungkuk itu menahan amarah Terlalu tua untuk kembali mengangkat senjata Kebencian dimatanya Adalah kecewa yang mendalam Penjajahan era baru Pemerintah yang menjajah rakyatnya Kotori perjuangan Merusak nama kemerdekaan Seandainya mereka tau Yang mati dengan lubang peluru didada itu Yang mati dengan nisan tak tertulisi Tak sudi mereka korbankan nyawanya Jika penjajah baru itu lahir dari darah dagingnya sendiri Percuma saja telah kumerahkan dataran ini dengan darah Tak berati lagi telah kuputihkan hati dengan kesucian Karena penjajahan itu terlahir dari bangsa sendiri Rasanya Kematian mereka adalah sia-sia

***O***

Sebuah partisipasi event bebas di Fiksiana dengan tema "Hari Pahlawan"

Ikuti event dan diskusinya di group FB Fiksiana

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun