Mendengar itu, Kakek dan ibu Oni langsung memberikan mobil-mobilan baru Oni. Seketika itupun, Oni langsung mengambilnya. Beberapa saat dia memainkan mainan barunya tersebut. Oni menjalankan mobil-mobilannya dengan posisi telentang. Mobil mobilan itu dimaju dan mundurkan diatas  perut dan dadanya. Hanya sebentar dia memainkan itu, karena dia langsung tertidur lagi.
Sepertinya Oni bermimpi. Karena sesekali dalam tidurnya dia berkata menyerupai suara mobil. "ngeeeeng!" begitulah dia berkata dengan posisi telentang. Mobil mobilan itu masih di pegang dengan tangan kanannya. Kemudian kakek Oni menyimpan mobil mobilan itu di bawah kursi. Karena takut nanti akan terjatuh. Kakek, nenek dan orang tua Oni melihat Oni yang sedang tertidur. Mereka tersenyum, kemudian nenek Oni mencubit pipi Oni perlahan, penuh kasih sayang.
***
Saat Oni bangun dari tidurnya, Dia terkesima dengan apa yang dilihat di diatas meja. Ternyata disana ada sebuah televisi. Entah siapa yang yang membelinya, tapi sudah pasti bahwa televisi yang masih baru itu untuk di simpan disana. Oni langsung lonjak-lonjak kegirangan.
Ayah Oni dan beberapa pemuda sedang sibuk memasang antena. Di daerah itu, Antena televisi harus dipasang menggunakan bambu yang sangat panjang. Karena dengan cara itulah siaran satu satunya itu bisa di terima. Meski demikian Oni sangat senang. Karena memang saat itu hanya ada satu siaran televisi saja.
Sejak saat itu, Oni tidak pernah lagi ketiduran di rumah kakeknya. Tapi, justru kakeknya yang ketiduran di rumah Oni. Karena dia menemani oni menonton televisi.
***O***
NB : Ini adalah keadaan pada sekitar 24 tahun yang lalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H