[caption id="" align="aligncenter" width="605" caption="http://www.ceritamu.com"][/caption]
Moncong senjata itu menunjuk Letupkan kecemasan Mengarah lurus dengan tatapan tajam Siaga pada satu titik mematikan Kepulan asap mengiringi peluru Menembus dada sang rakyat jelata Penghuni tanah berlimpah emas Dengan tumpahan darah menyertainya Duka kami tak kan usai Hidup kami tak berharga bagi mereka Manusia serakah yang menjelma sebagai syetan pencabut nyawa Ini negeri kami, titipan leluhur kami Di tanah ini harusnya kamilah raja Bukan hamba yang siap dimangsa Duka kami telah berdarah Darah kami menjadi airmata Tetesan merahnya yang menyala Akan mebanjiri pertiwi yang kami bangga Kekayaan kami telah dirampok Hidup kami juga di rampas Seperti menunggu waktunya tiba Peluru itu menembus sampai ke dada Lara kami takkan reda Karena mereka tidak akan pernah jera Selama kalian hanya diam saja Selama itu kami sengsara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H