Mohon tunggu...
R_82
R_82 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Adalah seseorang yang hidup, menghidupi dan di hidupkan OlehNya. Begitupun dengan kematian dan semua diantaranya. tanpa terkecuali.

Bukan sesiapa yang mencari apa dibalik mengapa dan bagaimana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arti Diam Untuk Roni

6 Agustus 2011   09:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:02 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_123651" align="aligncenter" width="575" caption="Pantai Bunaken.  Photo oleh : R-82"][/caption]

Disebuah pantai yang selalu di habiskan berdua. Pada saat-saat indah ketika keduanya melepas rindu yang lama terpendam. Berdua dalam keindahan suasana yang ada.Saling berbalas kata ditemani suara burung dan ombak yang tiada henti menghampiri mereka. Menyentuh kaki keduanya.

Hamparan pasir dan tiupan angin, membuat mereka enggan beranjak sejak tadi. Bahkan yang lain telah datang dan pergi. merka tetap disana. Entah apa yag dibicarakan, namun terlihat sangat menyenangkan. Senyum yang menyertai kata dari keduanya, begitu lepas diberikan.

Sesekali mereka saling berpandangan. Cubitan mesra dari salah satu kepada yang lainnya, kerapkali diberikan. dan kemudian di balas dengan cubitan yang sama. Keduanya menimati kebersamaan mereka. tak terganggu dengan orang lain yang berlalu lalang di belakang dan di hadapan mereka.

Awal Ramadhan ini memang menjadi sebuah awal yang penuh harapan untuk Shelly. Gadis berambut panjang ini telah lama menunggu. namun beberapa hari kemarin dia baru mendapatkannya. Janji Roni untuk melamarnya.

***

Tiba-tiba Shelly terlihat melamun. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal dihatinya hingga membuat Roni mengernyitkan dahi. Roni kemudian mengambil pasir dengan tangan kanannya, dan menurunkannya pasir itu tepat di jari-jari kaki Shelly. Dan seketika itupun, Shelly menoleh dan tersenyum ke arah Roni.

“Kenapa Shell? Sepertinya ada yang kamu dipikirkan?”

“Hmm. Mikir apa to Mas? Wong Mas Ronine ada disini toh.” Shelly berkata sambil tersenyum. Kemudian melihat tajam ke arah Roni yang biasa malu-malu jika ada yang memuji atau merayunya.

Tepat sekali. Roni langsung menunduk sambil tersenyum. Pipinya terlihat memerah karena malu. Roni terbiasa mengobrol dengan banyak orang. Hingga dengan orang tua dan anak-anak bukanlan batasan untuknya bergaul. Tapi jika digoda oleh perempuan, apalagi perempuan itu adalah seseorang yang disukainya. Spontan biasanya Roni langsung salah tingkah. Namun, Roni dengan cepat berusaha mengendalikan dirinya.

“Bukan Itu Shell. Aku tau dan bisa merasakan sesuatu yang kamu pikirkan. Karena aku juga sudah menduganya. Pasti kamu masih memikirkan tentang sms itu kan?”

Mendengar perkataan itu. Shelly menarik nafas panjang. Kemudian melepaskannya dengan perlahan. Sepertinya Shelly ingin melepaskan beban yang berat. Dan hingga saat itu memang sms yang masihmisterius itu sangat membebaninya. Siapa dan apa hubungannya dengan Roni. Karena sms itu memang dari seseorang yang sepertinya sangat dekat dengan Roni.

***

Shelly tidak berkata, dia membiarkan Roni menyentuh tangan kanannya. Kemudian roni membersihkan telapak tangan Shelly dari pasir. Dan perlahan mendekatkan tangan itu ke bibirnyanya. Kemudian mengecup tangan Shelly dengan penuh perasaan. Saat itu dilakukan, Shelly memejamkan matanya sejenak. Merasakan itu sebagai sebuah perasaan yang sangat mendalam.

“Shelly! Akun ingin mengatakannya sekarang.”

Shelly tidak berkata. Dia memahami keseriusan yang kini terlihat dalam pandangan Roni. Sebetulnya memang tak bisa disembunyikan lagi. Sejak lama Shelly ingin sekali mendapat penjelasan tentang sms itu. Karena itu semua sangat membebaninya.

“Begini Shell. Aku memilih sekarang berkata semuanya kepadamu. Bagaimanapun juga, keputusanmu saat ini akan aku terima. Aku sadar dan sangat memahami konsekwensinya. Mungkin bisa jadi kamu akan berusaha meninggalkanku. Tapi itu lebih baik daripada kamu merasa aku membohongimu. dan menjadi sebuah penyesalan di kemudian hari…”

“Maksud mas apa sih mas? Kok aku makin bingung.” Shelly memotong. Karena Roni terlalu panjang bercerita dengan penjelasan yang belum di berikan, tentang sms itu.

“Baik Shell! Aku akan jelaskan semuanya sekarang. Sms itu bukan dari Jingga, Uleng Tepu, atau siapapun yang ada di desa Rangkat. Aku memang berteman akrab, bahkan sangat akrab dengan mereka. Tapi hingga saat ini, tidak ada satupun dari mereka yang memiliki hubungan istimewa denganku.”

Shelly terdiam. Kecurigaannya kepada sesorang di Desa memang ada, namun semua telah di jawab dengan tegas bahwa di Desa tidak ada seorangpun yang dekat dengan Roni. Semula memang Shelly mengira masa lalu Roni dengan Jingga adalah salah satu adanya sms tersebut.

“Jadi sms itu dari siapa mas?”

“Shelly! Sebetulnya, aku sudah punya anak. Dia sekarang berada di Cina. Namana Syasha, aku sangat mencintainya. Aku memang ingin bersamanya, aku berharap untuk bisa merawatnya. dan salah satu syaratnya adalah, aku harus menikah dulu. Supaya Syasha bisa dirawat dengan seorang perempuan atau keluarga yang utuh. Ada ayah dan Ibu.”

Shelly terdiam sejenak. Dia begitu shock dengan perkataan Rony. Belum diketahui siapa yang mengirim sms, ternyata kabar ini begitu mengejutkan untuknya. Sangat membuatnya terkejut, hingga dia tak bisa lagi bertanya. Hanya menunggu penjelasan dari Roni saja.

“Aku tidak bermaksud pura-pura mencintai dan menikah denganmu untuk bisa bersama dengan Syasha. Aku memang benar benar ingin menikah denganmu Shelly. Aku memang mencintaimu”

“Trus, sms itu dari siapa mas?” Shelly bertanya pendek. Dan dengan segera Roni menjawab.

“Entahlan Shell. Nomor dan sms itu memang membuatku bingung juga. Dan apakah semuanya ada hubungan dengan Syasya atau tidak, aku juga tidak mengerti dengan semua itu. Karena setahuku, Dia sudah punya suami dan anak lagi. Aku juga sudah lama jarang berkomunikasi dengannya. Sampai saat ini, Syasya juga belum tahu siapa ayah yang sebenarnya”

Selesai berkata itu, Roni menatap Shelly yang perlahan melepaskan tangannya dari pegangan tangan Roni. Entah apa yang Shelly pikirkan. namun air matanya terlihat menetes. Tangisan yang membuat Roni bertanya-tanya. Karena tangisan itu tidak bisa dipahami. Apa yang Shelly tangisi.

***

Shelly menekuk lututnya. Dia membenamkan wajahnya, diantara lutut dan kedua tangannya yang telah basah oleh air mata. Dia tidak berkata apapun dan Roni juga tidak melanjutkan lagi kata-katanya. karena sepertinya saat itu tidak mungkin lagi untuk melanjutkan penjelasannya.

Sementara itu, Roni hanya melhat Shelly yang menangis. Matanya sudah mulai terlihat digenangi air yang menunggu untuk jatuh. dengan satu kali berkedip saja. Roni merasa tak kuasa jika harus kehilangan Shelly. Tapi kejujurannya juga adalah sebuah upaya agar kelak Shelly tidak menikah dngannya yang telah mempunyai anak.

Beberapa saat keduanya tidak ada yang bicara. Hingga akhirnya Shelly bergegas mengusap air mata dan mencoba menghentikan tangisnya. kemudian dia berkata sambil berniat untuk meninggalkan Roni dengan sesegera mungkin.

“Mas! Saat ini aku mungkin tidak bisa memutuskan apapun. Karena ini begitu berat dan sangat besar menurutku. Aku minta waktu dulu ya Mas untuk berfikir!”.

Setelah berkata itu, Shelly kemudian beranjak dari duduknya. Dengan segera dia berdiri dan terlihat akan meninggalkan Roni. Namun, dengan segera Roni memegang tangan Shelly. Dan kemudian Roni berdiri. Menatap ke arah Shelly yang memalingkan pandangannya ke arah samping. Sepertinya Shelly tidak mau beradu taap dengan Roni saat itu.

“Shelly! Aku mengerti. Tapi aku mohon kamu memberikan keputusan. Apakah kamu masih mau menerima lamaranku atau tidak. Apapun keputusanmu, aku akan menerimanya.”

Roni terlihat masih ingin bicara, tapi tidak Roni teruskan karena melihat Shelly sudah tidak konsen dengan apa yang dikatakan olehnya. Pikiran Shelly sepertinya sangat jauh dan tidak berada disana. Iru semua memang begitu besar untuk Shelly. Dia tidak pernah menyangkanya seperti itu.

Roni dan Shelly tidak ada yang bicara lagi . Keduanya berdiri, Roni menatap Shelly. Sementara Shelly diam dengan pandangan ke arah samping, melihat ombak yang tiada henti bergerak. Menyapa daratan dengan batas pasir yang di injak oleh mereka berdua.

***

Roni masih berdiri mematung. melihat Shelly yang berjalan meninggalkannya. rambut dan pakaiannya terlihat bergerak seiring langkahnya yang semakin menjauh. Roni tidak menangis namun tidak juga tersenyum. Dia terlihat hanya melihat dengan pandangan yang kosong. Seperti kehilangan sesuatu yang sangat dicintainya.

Masih terngiang di telinga Roni. beberapa menit yang lalu Shelly berkata bahwa dia tidak apa-apa. Hanya perlu waktu saja untuk berfikir. Namun perkataan Shelly tersebut diakhiri dengan senyum yang tidak sama dengan sebelumnya. Senyum itu seperti senyum yang di tunjukkan untuk orang yang belum dikenalnya. Tidak sama dengan senyum yang seperti biasanya.

Itulah yang mmbuat Roni masih berdiri mematung. Bahkan kini Shelly sudah tidak dapat dilihat lagi. Karena dia telah berlalu dngan motor Matiknya. meninggalkan Roni dengan lambaian yang sama dngan senyumannya. Seperti lambaian tangan dan senyuman untuk orang asing, Bukan untuk Roni. Tidak sama dengan biasanya.

Roni tidak membalas lambaian itu, dia hanya tersenyum dengan kedua mata berkedip, secara bersamaan airmatanya mulai menetes. mengalir di pipinya. Sementara Shelly dengan mantap melajukan motornya semakin menjauhi Roni.

Jauh di dalam hatinya. Roni ingin sekali berteriak memanggil nama itu “Shelly!!!...”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun