Dilansir dari youtube channel cnbc indonesia, bank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan. Di mana pada Agustus tercatat sebesar 8,59% menjadi 7,89% pada September 2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kredit perbankan dipengaruhi oleh dua faktor yakni dari sisi penawaran dan permintaan. Nah dari sisi penawaran semua faktor kondusif atau positif.
Namun yang jadi masalah adalah dari sisi permintaan yang membuat kredit perbankan mengalami perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya.
"Tentu saja kami sampaikan kredit belum meningkat pesat karena banyak di dorong oleh belum kuatnya permintaan kredit dari sisi korporasi," ujar Perry
Perry menjelaskan, dari sisi permintaan ada tiga faktor yang mempengaruhi, pertama adalah prospek ekonomi Indonesia ke depannya. Kalau ekonomi bagus maka bank banyak menyalurkan kredit. Faktor kedua adalah masalah suku bunga. Kalau suku bunga turun maka bank punya kesempatan untuk menambah suplai. Faktor ketiga adalah masalah regulasi dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan serta kebijakan makroprudensial.
"Nah, semua faktor sisi penawaran kondusif, likuiditas cukup, suku bunga turun, aturan direlaksasi, lending standar mengendor, semua faktor dari sisi penawaran perbankan itu positif. Yang belum itu adalah dari sisi permintaan tadi," jelas Perry.
Lebih lanjut, Perry menjelaskan, pelemahan dari sisi permintaan korporasi ini terlihat dari hasil survei BI yang mengindikasikan pada 2020 belum semua korporasi merencanakan investasi.
BI melihat, hanya sekitar 47% korporasi yang merencanakan investasi, sedangkan sisanya masih fokus pada konsolidasi keuangannya masing-masing.
"Sisa 53% nya belum rencanakan investasi dan fokus bagaimana konsolidasi keuangan sehingga ini jadi salah satu indikator kenapa permintaan kredit masih belum kuat dari sisi korporasi," tegasnya.
wajar saja di tengah kondisi pandemi global seperti ini, hanya perusahaan perusahaan tertentu yang mengalami neraca surplus. contohnya saja perusahaan air dan bahan pangan.
Meskipun begitu pemerintah saat ini tengah menggelontorkan sejumlah dana untuk para umkm agar mereka dapat bertahan. Dan tetap melakukan belanja konsumsi