Berharap,kau baca esok pagi
Aku sudah jenuh melihat puisi yang berserakan di kontrakan ini
Buku yang berantakan,pakaian yang menumpuk, belum lagi tempat tidur yang tak mau lepas dari tubuh
Sepertinya wajahmu selalu terbayang di plafon kamar yang bolong
Mungkin dari itulah aku terlihat betah dikamar
Mungkin, ya mungkin, mungkinlah
Aku bimbang, mau aku apakan puisi-puisi ini
Dijual tak laku
Jadi buku, mahal
Apa aku robek saja
Apa aku bakar saja puisi ini
Biar menjadi api
Lalu berubah jadi abu
Tertiup angin
Hilang
Tak usahlah
Biarkan saja menjadi tumpukan-tumpukan
Pertanda pernah diperbudak oleh sajak
Mungkin tumpukan itu akan hilang terbawa banjir.
Tanpa pernah terbaca olehmu
Tangerang, 10 Januari 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H