Penyerangan aktivis ICW Tama S Langkun oleh sejumlah orang tak dikenal mengundang berbagai kecaman. Penyerangan ini diduga terkait kegiatan Tama akhir-akhir ini yang telah melaporkan "rekening gemuk" para Jenderal Polisi ke KPK. Sebelumnya majalah Tempo menurunkan gambar cover seorang polisi sedang menuntun celengan babi. Tak ayal berbagai sangkaan ditujukan kepada institusi Polri sebagai dalang penyerangan ini. Juru bicara Polri tentu saja mengelak dan menyatakan institusinya tidak terkait penyerangan Tama. Saya pun percaya sepenuhnya dengan pernyataan Juru bicara Polri ini, akan tetapi ada kemungkinan pelakunya adalah "oknum" bukan institusi, sekali lg ini dugaan. Dugaan adanya oknum yang terlibat susah untuk ditutup-tutupi, mengingat masalahnya sudah cukup jelas. Misalnya saja pada waktu penyerangan Tama sedang berboncengan dengan seorang temannya....akan tetapi teman ini tidak menjadi sasaran penyerangan. Untuk lebih jelas dan tidak asal tuduh kita tunggu saja penyelidikan yang sekarang sedang dilakukan oleh Polri. Siang ini saya membaca berita bahwa pak SBY akan mendatangi Tama di RS Asri Jakarta. Saya merasa salut buat pak SBY yang telah mau mengambil sikap yang cepat seperti ini.....(maklum biasanya beliau terkenal lambat dalam mengambil keputusan). Kedatangan seorang Presiden tentu saja membawa pesan yang teramat penting untuk pelaku penyerangan maupun dalangnya....bahwa Presiden mengecam tindakan yang telah mereka lakukan. Oknum-oknum yang takut korupsinya terbongkar setidaknya tahu bahwa SBY juga mengikuti perkembangan kasus "celengan babi". Semoga dengan kedatangan Presiden menjenguk bung Tama bisa menjadi dorongan moral bagi para aktivis anti korupsi lainnya dan juga bagi aparat penegak hukum untuk membongkar korupsi walaupun itu dilakukan oleh teman sendiri. Dan lebih penting pesan untuk Kapolri supaya tidak segan-segan membongkar kasus ini sampai tuntas. Salut buat pak SBY......