Saya pikir stok sabar saya masih banyak, eh ternyata makin hari semakin cepat habis, semakin hari semakin saya sadar tidak bisa lagi isu soal "santun" ini saya diamkan. Lama kelamaan menjadi seperti penyakit, dan makin lama pula ini jadi hal yang biasa. Awalnya saya mengganggap hal biasa, tapi lama kelamaan, saya merasa ini jadi seperti kebiasaan, dan kalau saya memberitahu nanti terkesan seperti orang yang "Baper".
Saya pernah cerita dulu, di beberapa edisi saturday morning sebelumnya, jika menjadi seorang dosen, saya penegen menjadi dosen yang berbeda dengan jamn dulu saya kuliah, yang strict, ketus, sertaa tak jarang susah diajak ketawa. Saya pingin ubah mindset itu di mahasiswa/mahasiswi yang kelasnya saya ampu. Tapi lama kelamaan, mungkin karena dianggap muda, saya jadi terkesan memperbolehkan bahasa gaul atau seakan-akan memperbolehlan mahasiswa mengirimkan pesan layaknya teman.
Saya bukan gila hormat, tapi santun itu perlu, tak hanya kepada yang lebih tua saja, kepad ateman sebaya dan juga yang lebih muda santu adalah keharusan, saya pernah beberapa waktu yang lalu menemukan ada mahasiswa yang mengirimkan tugasnya dengan pesan seperti ini:
"Halo, tugas sudah saya kirim ya sir, mohon di cek!"
Itu saja, tidak ada basabasi, tidak ada perkenalan dia itu siapa,tidak ada identitas. Isi pesannya tidak jelas, dikirim kemana tugasnya. Tidak ada penutup. Atau pernah juga ada mahasiswa, tapi ini sudah lama sekali yang tidak ada angin, tidak ada hujan kemudian cuma mengirim pesan:
"Sir hari ini ijin saya tidak masuk, karena sakit. Terimakasih Sir"
Lah, kamu siapa? Dari kelas mana? Dari Matkul apa? Hmmm, menghela napas baca pesan-pesan seperti ini. Syukurlah masih ada kata terimakasih di dalam pesan itu, jika tidak saya akan membaca saja, tidak akan saya balas, dan saya pastikan mahasiswa itu "Alpa" di absennya. See, hari ini isu santun makin hari makin memprihatinkan.Â
Apa yang salah dengan generasi ini, Saya tidak tahu apakah di dunia pendidikan kita utamanya masa SD-SMP-SMA, hal-hal seperti ini tidak pernah lagi diajarin di sistem pendidikan kita? Kalau anda tanya lah, kuliah kan juga masih sistem pendidikan, Saya akan menjawab tapi nggak dasar-dasar lagi yang diajarin bro, karena sudah pasti kalau dari awal diajarin lagi dasar-dasar ini, dijamin materi tidak akan pernah selesai.
Kadang kala banyak hal yang bikin saya berpikir, apa jangan-jangan seringnya karena kita update statis di Whatsapp atau Instagram yang membuat kita harus menyingkat-nyingkat dalam membuat status atau caption? Â atau jangan-jangan generasi ini sudah luntur pemahaman akan tata cara berkomunikasi tertulis yang baik? Atau ternyata memang generasi ini tidak peduli lagi dengan hal itu?
Baiklah, daripada kitaterus menerus berdebat soal penyebabnya mungkin lebih baik untuk saya menjelaskannya kepada kita, walaupun saya bukan ahlinya, Tapi tata krama anda adalah hal yang sangat penting utamanya dalam komunikasi tertulis, karena kalau anda gagal itu dapat menghancurkan Anda.