Mohon tunggu...
Ronald Anthony
Ronald Anthony Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Hanya seorang pembelajar yang masih terus belajar. Masih aktif berbagi cerita dan inspirasi kepada sahabat dan para mahasiswa. Serta saat ini masih aktif berceloteh ria di podcast Talk With Ronald Anthony on spotify.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Saturday Morning #60 - "Tribute to..."

17 Juli 2021   11:15 Diperbarui: 24 Juli 2021   09:13 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari senin pagi, saya kontak Oliv meminta dikirimkan, beberapa file foto kegiatan Untuk Sahabat yang saya akan masukkan ke dalam Laporan Tahunan organisasi ini. Si Oliv mejawab iya, nanti sore pulang kantor ia akan mengirim ke email saya. Sampai malam, tidak kunjung dikirim, kemudian saya dm lagi oliv, "Lip, jangan lupa kirim ye file fotonya". Ujar saya.

Lama tak kunjung dibalas, kemudian ada DM masuk, "Iya ko, tapi nanti ya, aku lagik urus papa aku agik sakit dia" dan dikirimin dengan gambar acek hamdi dengan oximeter yang terpasang ditangan serta oksigen di mulut dan hidung. Saya Zoom gambarnya, saturasi menunjukkan angka 79, saya sampaikan ke dia beberapa teknik menaikkan saturasi yang saya sempat baca di beberapa akun soal kesehatan.

Tak lama kemudian, michael, sahabat kami yang lain mengabari saya di DM "Kw udah tau kabar terbaru belom?". Saya jawab dengan singkat, udah, olip kan mic?. Iya jawabnya, sekarang lagi dibawa ke Rumah Sakit Antonius nald, mbuat perawatan lebih baik. Saya mengamini apa yang disampaikan michael. Malamnya saya mendapatkan kabar saturasi acek hamdi terus menurun tinggal 30 saja. Manusia bisa berdoa dan berharap, tentu Tuhan yang menentukan.

Selasa pagi, sehabis saya mandi, saya terkejut ada 3 panggilan tak terjawab plus satu pesan masuk ke handphone saya, dari Riki sobat kami yan lain, bunyi pesannya singkat saja "Wak, Urgent!, kalau sempat telpon balik. Seketika saya melemas, saya tahu kabar itu akan datang, dan setelah ditelepon ternyata benar apa yang saya duga-duga. Saya sangat terkejut sejadi-jadinya, kabar itu kini benar-benar ada. 

Dok. pribadi
Dok. pribadi
Kami berusaha menghubungi tapi belum ada yang tersambung dengan oliv, dan kemudian ternyata akan dimakamkan hari itu juha, dengan protokol kesehatan yang ketat, saya sebetulnya ingin kesana, tapi kondisi tidak memungkinkan, ada keluarga yang perlu dijaga di rumah agar jangan sampai ikut terkena penularan.

Semua bingung dan bertanya-tanya apa yang sebetulnya terjadi, sorenya oliv, sahabat kami ini menuliskan sebuah kalimat dalam storynya, "Covid Is Real", acek hamdi terkena happy hypoxia, yaitu kondisi saat kadar oksigen menurun tapi penderita sekilas terlihat normal. Biasanya, orang yang saturasi oksigennya menurun akan mengalami tanda kekurangan oksigen seperti sesak napas, terengah-engah, sakit kepala dan gelisah, atau sebagian kulit terlihat kebiruan.

Melansir dari beberapa artikel kesehatan, penyebab happy hypoxia pada penderita Covid-19 utamanya karena pengentalan darah atau koagulasi yang meluas di jaringan pembuluh darah paru-paru. Kondisi ini menyebabkan peradangan dalam tubuh karena infeksi virus SARS-CoV-2. Ketika tubuh mengalami peradangan, protein seluler akan membentuk bekuan darah sebagai respons alami kekebalan tubuh. 

Apabila berlebihan, sel di jaringan paru-paru tidak bisa menerima pasokan oksigen yang memadai. Kondisi happy hypoxia yang tidak segera ditangani dapat berbahaya. Pasalnya, pengentalan darah tidak hanya terjadi di paru-paru, tapi bisa merembet ke organ vital lain seperti ginjal dan otak yang bisa menyebabkan kematian.

Prof. Tanto dan Acek Hamdi, terima kasih atas semua yang sudah terjalin selama ini. Terima kasih atas segala kebaikan dan jasa yang sudah Anda berdua lakukan selama ini. Saya pribadi punya keyakinan orang sebaik acek hamdi dan prof. tanto sekarang sudah berada pada tempat yang jauh lebih indah bersama bapa di surga.

*)Ronald Anthony

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun