Mohon tunggu...
Ronal Marta
Ronal Marta Mohon Tunggu... -

Lelaki Minang yang pernah domisili di Melayu Riau, serta sempat mampir beberapa musim di Negeri Pasundan, sekarang berdiam diri di Kota Jambe,,,,

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Doa Setelah Wudu’

26 Februari 2010   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:43 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagi Sobat muslim saya yakin doa tersebut telas faham, atau paling lupa tuh, karna doa setelah wudu merupakan doa awal yang kita hafal dulu ketika masih kanak-kanak, disamping tentu doa makan dan mau tidur, iya khan Sobat. Wah, posting saya bukan bermaksud meminta Sobat sekalian buat melafaskannya, namun saya hanya ingin berbagi mengenai doa tersebut.

Begini, kemeran tepatnya tiga hari yang lalu, secara “tak terduga” saya membeli sebuah buku. Bukunya sih kecil, tipis lagi, dan buku” kadarluasa”. Tapi karna bentuknya mungil tersebut hati saya terbentik buat belinya. Tahu bukunya ?, wah andai saya kasih tau judulnya kau khan menertawaiku Sobat. Judulnya Risalah Tuntutan Shalat Lengkap, gimana keren khan bukunya. Ya, buka berwarna pink yang cetakan pertamanya tahun 76, dan telah dicetak ulang sampai 370 kali. Itu lho, karangan Drs.Mohm.Rifa’I yang diterbitkan PT.Karya Toha Putra Semarang, kenal khan ?.

Trus, apa hubangannya ?. Begini, pas saya baca, eh ada doa setelah wudu’, trus saya lihat lagi, wah ini khan doa yang sering saya lafalkan ketika mengaji di mushola dulu. Karena sudah kenal, saya ulangi membacanya dan alhamdulillah masih lancar nih memori. Lantas, saya niatin tuk mengikrarkannya setelah selesai wudu’. Opst, ada yang ganjil Sobat ?, benar, saya memang ngak pernah lagi mengamalkannya setelah “wawasan” saya berkembang. Entahlah, mungkin karena efek bahwa islam itu ngak sulit yang saya kenal ketika telah dewasa, maka doa setelah wudu’ pun tereliminasi dari rutinitas ibadah saya. Ku akui juga, bahwa ia bukan satu-satunya, banyak Sobat, seperti ketika bangkit setelah ruku’, tangan ini hanya diam, doa I’tidal, juga yang terpendek, serta yang lainnya, hal ini muncul karena pemahaman “simplepikasi” yang sempurna dariku.

Ketika Bilal memanggil, saya bangkit dan mengambil wudu’, ngak biasanya sih tepat waktu, mungkin efek sementara habis baca buku tersebut. Selesai wudu’, saya pun shalat, lantas habis salam, Astaqfirullah, doa yang “baru” kuhafal lupa kuterapkan. Ya udah, bisik hati ini, mungkin habis wudu’ selanjutnya kan kubaca. Bilal kembali memanggil, dan kaki ini pun melangkah mengambil wudu’, trus shalat, eh lupa lagi sobat. Sampai tulisan ini kutulis, doa “baru” tersebut belum juga terterapkan, padahal telah kutasbihkan tuk melakuin.

Sambil tulisan ini kutulis, bathin ini tersenyum, pepatah lama kembali terngiang “ingat jalan karena ditempuh, hafal kaji karena diulang”. Benar, ternyata Sobat, kebiasaan yang lama telah terabaikan, sulit tuk mempraktekannya lagi. Ada hal indah yang kudapat dari pengalaman ini, bahwa ilmu bukan tuk dipahami dan diperdebatkan, tapi diaplikasikan. Semoga ketika ini kutulis, dan ku “siarkan” di media ini, bisa mengingatkanku, dan alangkah bermanfaatkan pabila ada Sobat yang “sepengalam” tentang ini.

Ba’da Jum'at dan pertama mengamalkannya lagi,

Allahummaj’alnii minat-tawwaabina, waj’alnii minal-mutathahirina, waj’alnii min’ibaadikash-shaalihiin.
(Ya Allah jadikanlah aku orang yang ahli taubat, dan jadikanlah aku orang yang suci, dan jadikanlah aku dari golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun