Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Intuisi dan Keputusan

20 Juni 2017   07:45 Diperbarui: 22 Juni 2017   04:13 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (http://darylchow.com)

Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada keputusan yang harus diambil. Mau makan apa hari ini? Bagi pengusaha besar mungkin mau makan siapa hari ini? Lewat jalan mana pergi kerja? Tentu bukan hanya keputusan yang ringan seperti di atas saja yang harus diambil. Keputusan berat yang bisa mempengaruhi hidup juga terkadang harus kita ambil, misalnya pindah kerja, mengambil kredit rumah, melamar pacar dan lainnya.

Dalam dunia usaha, banyak keputusan yang juga harus diambil. Secara teori keputusan yang baik adalah keputusan yang diambil berdasarkan data. Namun seringkali yang terjadi adalah tidak cukupnya data yang tersedia. Atau bisa juga tenggat waktu pengambilan keputusan yang sangat singkat sehingga tidak sempat untuk mengumpulkan data.

Jika dua hal itu terjadi maka sebuah keputusan akan lebih didasarkan oleh intuisi. Arti kata intuisi menurut KBBI.web.id , adalah daya atau kemampuan mengetahui atau mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati.

Dalam pandangan saya intuisi terbentuk dari pengalaman dan pembelajaran. Artinya adalah intuisi adalah kumpulan dari pengalaman dan pembelajaran yang disarikan oleh kita masing-masing. Belum tentu sebuah pengalaman yang sama akan bisa membentuk intuisi yang sama. Tergantung kepada individu masing-masing.

Pengalaman adalah guru yang baik, tetapi sekarang ini ada pendapat yang mengatakan bahwa untuk apa kita perlu mengalami sesuatu hal, kalau kita bisa belajar dari pengalaman orang lain. Betul, memang sebaiknya begitu. Di sisi lain saya berpikir bahwa hanya belajar dari pengalaman orang lain dan mengalami sendiri akan berbeda hasilnya.

Sebagai contoh, pengalaman kehujanan itu basah. Kita bisa saja tidak perlu berhujan-hujan untuk memastikan bahwa kehujanan akan mengakibatkan basahnya tubuh kita. Tetapi hanya membaca bahwa kehujanan itu basah akan sangat berbeda dengan kita menikmati asyiknya kehujanan. Yang walaupun basah ada sensasi lain yang bukan hanya basah. Tubuh yang terasa hangat, rasa kebebasan dan kenikmatan mandi sesudah kehujanan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Jika kita pernah mengalami sendiri dan mau belajar dari pengalaman tersebut serta mau belajar dari orang lain yang mengalami pengalaman yang sama. Saya pikir akan terbentuk suatu sari pengalaman yang bisa menghasilkan sebuah intuisi. Mungkin saja tanda-tanda awal sebuah kejadian itu berbeda, namun kadangkala kita bisa merasakan dejavu atau seakan pernah merasakan.Sehingga kita bisa mengambil sebuah keputusan apakah kita akan lanjut atau tidak? Tanpa perlu mengumpulkan data.

Intuisi hanya bisa muncul jika kita mau belajar, Pengalaman hanyalah pengalaman jika kita hanya mengalami tanpa pernah belajar darinya. Selain pengalaman, pembelajaran juga merupakan syarat yang penting untuk bisa membentuk intuisi.

Pembelajaran demi pembelajaran ditambah dengan belajar dari pengalaman tanpa disadari akan masuk ke alam bawah sadar. Terbentuklah intuisi!

Data ditambah intuisi akan menghasilkan keputusan yang terbaik.

Salam

Hanya renungan di pagi hari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun