Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bayangkan, Kita Berada Pada Posisi Orang Itu

15 Mei 2017   07:03 Diperbarui: 15 Mei 2017   08:03 1383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (exploringyourmind.com)

Saya percaya, bahwa sebenarnya dalam hati kecil kita sebenarnya kita selalu ingin menerapkan konsep menang-menang. Tetapi mungkin naluri kita yang diwariskan dari nenek moyang kita yang masih hidup di alam yang liar, menyebabkan kita secara tidak sadar menggunakan  konsep hukum rimba. Siapa yang kuat dia yang menang.

Dalam kehidupan ini mungkin sebenarnya tidak ada yang senang dengan konflik kecuali memang psikopat. Konflik tidak bisa dihindari, namun bisa dikurangi kalau kita mau memahami posisi orang lain.

Seringkali kita berpikir hanya dari satu posisi saja, posisi kita. Tetapi bagaimana jika kita berpikir dengan menempatkan diri kita dalam posisi orang lain?  Suatu hal yang sangat mungkin sebenarnya, selama kita mau merendahkan hati kita.

Suatu ketika kita sebagai atasan sangat marah dengan seorang karyawan wanita yang baru saja melahirkan, selalu pulang tepat pada waktunya serta sering datang terlambat. Jika kita mencoba untuk menempatkan diri kita pada posisi karyawan ini, sebenarnya kita akan bisa melihat bahwa prioritas karyawan ini adalah mengurus anaknya. Mungkin saja pagi hari dia harus menyusui anaknya baru kemudian berangkat kerja dan terburu-buru pulang agar anaknya bisa mendapatkan ASI.

Alangkah bijak, jika kita bisa memberikan sedikit fleksibilitas terhadap karyawan ini. Misalnya dengan memberikan waktu kerja yang lebih pendek, namun beberapa pekerjaan harus diselesaikan di rumah dengan deadline yang ditentukan. Atau mungkin memberikan anggaran agar ASI bisa dikirim ke rumah.

Sebaliknya kita sebagai bawahan terkadang tidak mau tahu kesulitan pemilik perusahaan. Misalnya karena banyak tagihan yang macet sehingga gaji terlambat dibayar. Jika dalam masa sebelumnya sang pemilik selalu berusaha baik dengan kita, mungkin akan lebih bijak jika kita tidak mengeluh tentang telatnya gaji ini.

Dengan menempatkan diri pada posisi orang lain, kita bisa mendapatkan motivasi, jika kita menempatkan diri pada orang yang lebih sukses. Serta bisa memperoleh kerendahan hati, pada saat kita menempatkan diri pada posisi orang yang kurang beruntung dibandingkan dengan kita.

Pikiran yang terbuka akan lebih memberikan makna, pada saat kita menempatkan diri pada posisi orang lain. Dalam belajar menempatkan diri pada posisi orang lain, kita bisa mulai dengan mulai mencoba mencari tahu untuk lebih memahami, apa yang menyebabkan orang ini begini? Dengan obrolan santai terkadang kita bisa mendapatkan suatu cara pandang yang baru tentang suatu masalah, melihat dari posisi orang lain.

Terkadang kita juga bisa mendapatkan suatu kebijaksanaan dalam menghadapi kehidupan, justru dengan obrolan dengan orang yang hidupnya menurut kita kurang beruntung dibandingkan dengan kita.

Dunia tanpa konflik dan semua berjalan dengan konsep menang-menang adalah sebuah utopia. Namun jika kita semua berusaha untuk memahami posisi orang lain.

Mungkinkah utopia ini bisa terwujud?

Salam

Hanya renungan di pagi hari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun