Kader Partai Gerindra kembali mencalonkan Prabowo sebagai ketua umum. Dalam rapat pimpinan nasional yang dilakukan secara virtual pada Kamis 4 Juni 2020, kader partai Gerindra kompak untuk meminta Prabowo kembali menjadi ketua umum periode 2020-2025. Mengapa bukan Fadli Zon?
Secara popularitas Fadli Zon saya pikir tidak kalah jika dibandingkan dengan Menteri Pertahanan dan Ketua Umum partai Gerindra Prabowo Subianto.
Namun menurut Andre Rosiade seluruh DPD partai Gerindra yang berjumlah 34 tetap menginginkan Prabowo untuk melanjutkan jabatan ketua umum dan dewan pembina.
Sufmi Dasco Ahmad mengatakan alasan memberikan mandat kepada Prabowo adalah karena Prabowo dibutuhkan sebagai perekat dan pengayom partai. Agar  bisa membawa partai melalui masa pilkada serentak dan menyongsong pemilu 2024 yang semakin berat dengan naiknya ambang batas parlemen.
Menurut Dahnil Simanjuntak, Prabowo menghormati dan menerima jika 34 DPD Gerindra meminta beliau untuk terus menjabat sebagai ketua umum.
2 Alasan Gerindra Tetap Mencalonkan Prabowo dan Bukan Fadli Zon
Seseorang baru terlihat jiwa pemimpinnya ketika diberikan jabatan. Fadli Zon ketika menjabat sebagai wakil ketua DPR 2014-2019 terlihat tidak terlalu berprestasi. Kecuali jika membuat puisi bisa dibilang sebagai prestasi wakil ketua DPR.
Banyaknya legislasi atau undang-undang yang tidak selesai masa DPR lalu juga memperlihatkan kemampuan kepemimpinan Fadli Zon sebagai wakil ketua.
Selain itu kedekatan Fadli dengan Setya Novanto  (koruptor mega korupsi e-KTP) juga menimbulkan kecurigaan tersendiri.
Di sisi lain keberhasilan Prabowo Subianto membawa Gerindra menjadi pemenang dua Pemilu 2019 menunjukkan sebuah prestasi yang pasti akan diperhatikan oleh kader Gerindra.
Selain itu kebesaran jiwa seorang Prabowo yang mau masuk ke dalam pemerintahan Jokowi juga menunjukkan kedewasaan seorang pemimpin. Pemimpin yang lebih mementingkan kepentingan bangsa dibanding partai dan pribadi.
Prabowo lebih unggul dari sisi kepemimpinan dibanding Fadli Zon