Congcok adalah sebuah teori yang dibuat menggunakan AI, UX, E-learning, Machine Learning, ML dan Tik tok
Menurut teori Congcok semua hal yang tidak sesuai dengan harapan dan pemikiran adalah salah. Artinya yang benar hanyalah semua hal yang sesuai.
Ketika paslon dua mengklaim bahwa dia menang. Itulah kebenaran hakiki, tidak dapat dibantah, karena menggunakan akal sehat. Jika Anda tidak setuju maka Anda adalah dungu!
"Nah ini fakta ya kalau Prabowo-Sandi menang di Pilpres 2019 di 22 provinsi. Jadi 22/34 = 64,7 persen (Prabowo-Sandi), 12/34 = 35,3 persen ( Joko Widodo - Maruf Amin)," urai Arief Poyuono. "Ini hitung matematika kasar aja ya. Jadi lembaga survei jangan coba-coba giring opini dengan hasil quick count-nya," katanya.
Jadi pasti menang, karena memang sesuai dengan teori congcok.
Klaim real count 320 ribu TPS dan menang 62 persen juga tidak salah. Ingat, data yang tidak sesuai akan tidak dimasukkan karena tidak sesuai dengan teori Congcok. Jadi hanya data yang memenangkan paslon dua yang akan masuk.
Quick Count yang tidak memenangkan paslon dua juga pasti salah. Karena hanya data yang memenangkan itulah yang benar.
Sebegitu canggihnya Congcok hanya orang yang berakal sehat yang bisa menggunakannya. Orang biasa apalagi dungu, tak akan mampu.
Oh iya lupa, Congcok adalah singkatan dari Cocok Nggak Cocok Mesti Cocok. Hehehe
Jangan Tertawa!
Salam
Hanya Tulisan Edan di Zaman Edan