Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Srikandi di Sekeliling Joko Widodo

10 April 2019   05:30 Diperbarui: 10 April 2019   05:32 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Iriana Jokowi, Sedah Mirah dan Joko Widodo (Tribunnews.com)

Setiap laki-laki yang sukses pasti ada perempuan yang mendukungnya, sebuah perkataan yang bisa dibilang benar untuk kasus Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ada Srikandi di sekeliling Joko Widodo yang mendukungnya untuk mengurus Indonesia.

Dalam pewayangan Jawa, Srikandi adalah anak dari Prabu Drupada dan Dewi Gandawati. Srikandi digambarkan sebagai perempuan kuat yang mahir memanah dan ahli dalam olah keprajuritan. Bahkan di perang Bharatayuddha, Srikandi dijadikan senapati perang. Srikandi akhirnya menikah dengan Arjuna.

Di zaman now, Srikandi sudah berubah bukan lagi ahli berperang namun memiliki keahlian bermacam-macam dan tidak jarang menjadi pemimpin dunia. Seperti Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Ardern.

Sri Mulyani

Sri Mulyani menerima penghargaan Menteri Keuangan terbaik versi majalah Global Market (Kompas.com)
Sri Mulyani menerima penghargaan Menteri Keuangan terbaik versi majalah Global Market (Kompas.com)

Menteri perempuan terakhir yang diangkat oleh Jokowi. Sebelum itu Sri Mulyani adalah Direktur Pelaksana Bank Dunia. Namun karena cinta kepada Indonesia dan percaya kepada Jokowi, akhirnya berhasil dibujuk pulang untuk menjadi menteri.

Tidak sia-sia, di bawah kepemimpinan Sri Mulyani di bidang keuangan. Indonesia berhasil memperoleh peringkat "investment grade" untuk surat utangnya. Berarti dunia percaya bahwa pengelolaan keuangan negara baik sehingga aman dalam jangka menengah dan panjang.

Hasil kerja Sri Mulyani diapresiasi oleh dunia internasional. Seperti yang baru-baru ini, Sri Mulyani dinobatkan untuk ketiga kali (2017, 2018 dan 2019) sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia Pasifik oleh majalah Finance Asia.

Setelah sebelumnya juga dua kali memperoleh penghargaan internasional dalam kurun waktu enam bulan ke belakang oleh entitas yang berbeda. Membuktikan bahwa penghargaan ini bersifat objektif.

Susi Pudjiastuti

Susi Pudjiastuti (Kompas.com)
Susi Pudjiastuti (Kompas.com)

"Hayo makan ikan, kalau tidak saya tenggelamkan", sebuah kampanye makan ikan yang sangat populer sampai sekarang. Banyak orang tua yang merasa terbantu dengan kampanye ini karena anaknya jadi suka makan ikan.

Penenggelaman kapal pencuri ikan menjadi obat mujarab untuk menjaga laut Indonesia. Pencurian ikan berkurang dan nelayan mudah mendapatkan ikan di laut dekat pantai karena stok ikan Indonesia meningkat pesat.

Gajah di pelupuk mata tak terlihat sedangkan semut di seberang lautan terlihat jelas, sebuah pepatah yang sangat pas menggambarkan apresiasi politikus oposisi Indonesia terhadap prestasi Srikandi Jokowi.

Sering terjadi kita tidak memberikan apresiasi yang layak terhadap kekayaan Indonesia. Orang asing lebih tertarik dengan tarian tradisional dibandingkan dengan penduduk sendiri. Kita sering lebih terpukau dengan budaya asing dibanding dengan membanggakan budaya Indonesia.

Terlihat dari foto di atas bagaimana komikus Jepang memberikan apresiasi yang tinggi terhadap prestasi Susi Pudjiastuti dengan menampilkan beliau dalam anime buatannya. Foreign Policy juga memberikan penghargaan yang tinggi yaitu 10 besar tokoh yang berpengaruh di bidang keamanan dan pertahanan dunia  atau Global Thinkers 2019.

Retno Marsudi

Retno Marsudi (Kompas.com)
Retno Marsudi (Kompas.com)

Retno adalah seorang pejabat yang lama berkarir di kementerian Luar Negeri, dimulai sejak tahun 1986. Jokowi mengangkat seorang pejabat karir sebagai menteri, bisa dilihat sebagai kesempatan bagi pejabat-pejabat lain yang sedang berkarir sebagai ASN.

Pilihan yang tidak salah, Menteri Luar Negeri Retno berhasil mendudukkan Indonesia ke dewan keamanan PBB. Sebuah prestasi yang luar biasa.

Selain itu dalam sebuah acara Mata Najwa, saya kagum dengan prestasi kementerian yang dipimpin beliau. Prestasi menyelamatkan warga Indonesia yang terjebak di Suriah yang sedang dilanda perang. Bukan hanya warga Indonesia tetapi juga ada beberapa warga negara asing yang ikut juga diselamatkan. Sebuah prestasi yang luput dari pantauan media.

Iriana Joko Widodo

Tribunnews.com
Tribunnews.com

Bisa dibilang ini adalah Srikandi yang paling berat tugasnya. Bagaimana tidak? Beliau harus mendampingi Jokowi yang tidak bisa diam. Pagi di Papua dan siang hari sudah di Bali. Sore di Surabaya dan pagi sudah di Jakarta.

Sederhana dan sangat perhatian dengan anak-anak. Seperti terlihat dari foto di atas bagaimana seorang ibu negara menggendong anak Papua dalam peresmian Monumen Kapsul Waktu.

Menjaga kesehatan seorang Presiden adalah tugas yang tidak mudah walau dibantu oleh staf istana dan tim dokter kepresidenan. Memberi jamu adalah sebuah perhatian yang diberikan seorang istri terhadap kesehatan suaminya.

Tribunnews.com
Tribunnews.com
Jokowi juga sangat cinta terhadap Ibu Iriana, terlihat dari foto di atas ada sedikit pandangan cemburu terhadap Donald Trump yang sedang berbicara dengan istrinya.

Di sisi lain dukungan psikologis juga saya yakin diberikan oleh seorang Iriana kepada Jokowi. Di tengah terpaan fitnah PKI dan anti Islam, saya percaya tanpa dukungan tulus seorang istri ke suaminya, Jokowi tidak akan bisa menahan diri.

Menjadi seorang istri yang bisa mendukung tugas suami bukan hal yang mudah. Malah banyak terjadi keborosan istri yang menyebabkan suami korupsi. Tetapi itu bukan Iriana Joko Widodo, Srikandi utama pendukung Jokowi.

**

Inilah sekilas cerita bagaimana Srikandi di sekeliling Joko Widodo membantu dalam tugas mengelola negara. Masih banyak Srikandi lain yang tidak saya sebutkan di sini. Di balik kesuksesan seorang pria pasti ada perempuan yang mendukungnya.

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun