Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Revolusi Industri 4.0 dan Pengembangan Angkatan Kerja

26 Maret 2019   05:30 Diperbarui: 26 Maret 2019   09:27 2550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angkatan kerja di Indonesia berjumlah 131 juta orang menurut data BPS Agustus 2018. Bukan jumlah yang sedikit. Di sisi lain suka atau tidak suka dan mau atau tidak mau kita akan menghadapi revolusi industri 4.0. Bagaimana hubungan antara revolusi industri 4.0 dan pengembangan angkatan kerja?

Dalam paparan yang sama BPS mengatakan ada 124,01 juta orang yang bekerja pada Agustus 2018. Bertambah 2,95 juta orang atau meningkat 2,3 persen dibandingkan dengan Agustus 2017.

Tingkat pengangguran terbuka Indonesia pada Agustus 2018 adalah 5,34 persen. Menurun sebanyak 0,16 persen dibandingkan dengan Agustus 2017.

Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 cepat atau lambat pasti akan masuk ke Indonesia. Karena revolusi ini berhubungan dengan bagaimana bekerja lebih efektif dan efisien menggunakan teknologi. Pengusaha yang ingin meningkatkan atau minimal mempertahankan tingkat profit, pasti pada suatu waktu akan mengadopsi ini.

Segala sesuatu memang memiliki sisi positif dan sisi negatif. Industri 4.0 memiliki sisi negatif akan mengurangi jumlah orang yang bekerja karena digantikan dengan robot atau perangkat lunak yang bisa berupa kecerdasan buatan.

Baca " Pekerjaan yang akan hilang pada 2030"

Tetapi di sisi lain jika kita muak dengan korupsi di Indonesia. Mungkin dengan terintegrasinya semua sendi pemerintahan menggunakan teknologi. Korupsi akan bisa sangat dikurangi, karena semuanya transparan.

Revolusi industri 4.0 bukan hanya menghilangkan pekerjaan kasar seperti buruh, namun juga pekerjaan kerah putih juga sebagian akan hilang. Sebagai contoh nyata adalah dengan maraknya internet banking, jumlah nasabah yang berkunjung ke cabang bank berkurang. Sehingga kebutuhan teller dan customer service berkurang.

Suatu ketika mungkin saja pekerjaan akunting akan hilang. Karena tergantikan dengan kecerdasan buatan, terutama untuk posisi pencatatan.

Sekarang saja banyak perusahaan sudah menggunakan SAP sehingga data terhubung dari mulai penjualan, pembelian sampai penagihan dan pembayaran.

Jangan kita bayangkan bahwa pekerjaan tenaga penjualan akan aman. Terutama yang fokus ke penjualan ke perusahaan. Suatu saat saya membayangkan bahwa mesin produksi pabrik mobil misalnya, akan berkomunikasi ke mesin pabrik ban memberitahu berapa stok ban yang sudah terpakai untuk membuat mobil. Mesin pabrik ban akan memproduksi sesuai dengan kebutuhan pabrik mobil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun