Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Democrazy" atau Demokrasi?

20 Februari 2019   08:00 Diperbarui: 21 Februari 2019   10:57 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisa terlihat bagaimana kuatnya Soeharto memerintah Indonesia. Golkar tidak pernah kalah sekali pun dalam pemilu era orde baru. Apakah partai pemenang kedua dan ketiga juga diatur siapa? Saya tidak bisa menjawab.

Tekanan terhadap orang yang mengkritisi Soeharto dan pemerintahannya juga sangat kuat. Tuduhan PKI dan tindakan subversif adalah alasan untuk menangkap mereka. Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (KOPKAMTIB) adalah salah satu badan yang digunakan menekan orang yang kritis sampai tahun 1988.

Pers juga ditekan dengan  Surat Izin Usaha Penerbitan (SIUP). Jika ada koran dan majalah yang bersikap kritis maka siap-siap SIUP mereka bisa dicabut atau istilah populernya ada dibreidel. Kompas dan Tempo adalah contoh media yang sempat merasakan SIUP nya dicabut.

Sebuah masa demokrasi yang mungkin boleh dibilang mirip dengan Demokrasi Terpimpin pada era Soekarno. Di mana seluruh keputusan berada di tangan pemimpin negara. Ekonomi cukup baik sampai sebelum krisis 1998 dan BBM murah dengan adanya subsidi. Namun kebebasan berpendapat tidak ada atau terbatas serta suara rakyat boleh dibilang tidak digubris.

Baca "Kebijakan Sumber Daya Alam dan Energi yang Lama Salah"

Demokrasi Era Reformasi

Krisis ekonomi tahun 1998 yang diakhiri dengan kerusuhan dan penjarahan yang memakan korban cukup banyak serta masih menyisakan trauma sampai saat ini. Akhirnya membuat Soeharto berhasil dipaksa mundur dari jabatan presiden dan digantikan oleh Habibie.

Bagaikan sebuah bendungan yang ambruk karena tekanan air yang besar. Air yang biasanya tertahan oleh tembok bendungan mengalir ke mana-mana. Banyak partai baru didirikan, pada pemilu 1999 ada 48 partai yang ikut serta.

Orang yang biasanya takut terhadap aparat (termasuk kepolisian) menjadi berani. Aturan-aturan lalu lintas dilanggar. Zaman orde baru mana berani motor lawan arah di jalan besar, hanya berani di jalan-jalan pemukiman., sekarang jadi umum.

Kebebasan pendapat sering berubah menjadi kebebasan untuk melakukan ujaran kebencian. Jika tidak setuju dengan pendapat orang lain, persekusi dilakukan. Ketika terkena kasus hukum massa pendukung dikerahkan.

Kebebasan yang sebenarnya dibatasi oleh kebebasan orang lain. Serta kalau menilik arti demokrasi, kita wajib memperlakukan semua orang secara setara. Karena demokrasi menjamin kesetaraan hak dan kewajiban bagi seluruh penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun