Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bu Susi dan Ketahanan Pangan Indonesia

15 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 15 Februari 2019   06:12 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Mama Nur Heremba di Fakfak, Papua (Tribunnews.com)

Berbicara tentang pangan, tidak cukup hanya bicara tentang beras. Beras hanya merupakan sumber karbohidrat yang perlu ditunjang oleh sumber pangan lain seperti protein. Protein yang penting bagi otak. Jadi jika berbicara tentang ketahanan pangan Indonesia, ikan sebagai salah satu sumber protein juga penting.

Susi Pudjiastuti adalah salah seorang menteri dalam kabinet kerja Jokowi-JK. Ditunjuknya Bu Susi sebagai menteri sebenarnya adalah sebuah kejutan bagi negara ini. Bagaimana bisa? Seorang yang hanya lulusan sekolah menengah pertama diangkat menjadi menteri.

Tetapi anggapan semua orang ternyata salah. Bu Susi yang lulusan SMP ini memiliki prestasi yang tidak kalah bahkan boleh dibilang lebih baik dibanding dengan yang lulusan SSSSS. Bahkan dianggap sebagai salah satu pemikir terbaik dunia versi majalah Foreign Policy.

Berkat keberanian Bu Susi yang didukung oleh segenap aparat seperti TNI Angkatan Laut. Kapal-kapal asing yang berkeliaran dan mencuri ikan di wilayah Indonesia, ditangkap. Setelah melalui proses pengadilan maka kapal asing pencuri ikan tersebut.

Ditenggelamkan

Bukan hal yang mudah memang untuk membenahi sektor perikanan Indonesia. Terlalu lama pembiaran membuat banyak pihak terlibat. Tidak tertutup kemungkinan ada orang Indonesia di balik kapal ikan asing tersebut.

Pada tahun 2017, Budi Gunawan kepala Badan Intelijen Negara (BIN). Pernah mengungkapkan bahwa kartel pangan berusaha untuk menggoyang Bu Susi dari posisi menteri Kelautan dan Perikanan. Karena dianggap mengganggu usaha kartel tersebut di bidang perikanan.

Baca "Susi digoyang Kartel Pangan"

Ada sebuah isu juga bahwa Bu Susi ditawarkan uang sebesar 5 triliun Rupiah, jika mau mundur dari posisi menteri. Tapi uang sebesar itu pun masih belum bisa menggoda iman Bu Susi dan bertahan sampai sekarang.

Pengusaha perikanan Indonesia juga ditertibkan. Banyak praktik menurunkan tonase kapal agar bisa memperoleh izin lebih mudah, namun sekarang ini sudah ditertibkan. Mereka mungkin lupa Bu Susi adalah seorang pengusaha perikanan sehingga tahu kecurangan-kecurangan yang biasa dilakukan oleh pengusaha ikan.

Semua usaha dari kementerian Kelautan dan Perikanan membuat stok ikan Indonesia meningkat tajam.

Dari 6,5 juta ton sebelum pencurian ikan diberantas menjadi 12,5 juta ton pada tahun 2017 [Kompas.com]. Stok ikan ini yang akan meningkatkan ketahanan pangan Indonesia dan bisa meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Nasib Nelayan 

Pada tahun 2018 nilai tukar nelayan meningkat cukup baik menjadi 113,32 dari sebelumnya 111,01 tahun 2017. Jika angka nilai tukar di bawah seratus maka nelayan tidak untung dalam kegiatannya dan sebaliknya jika di atas seratus maka nelayan memiliki penghasilan lebih dibandingkan dengan pengeluaran.

Tetapi di sisi lain saya masih berharap agar Ibu Susi tetap dipertahankan jika Jokowi memenangkan pilpres 2019. Sehingga besar harapan nelayan bisa suatu saat menjadi pengusaha ikan besar bukan hanya penangkap ikan.

Mengutip Bu Susi

Hayo makan Ikan
Kalau tidak
Saya Tenggelamkan

Salam
Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun