Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

JPMorgan Positif terhadap Pasar Modal Indonesia

14 Februari 2019   06:30 Diperbarui: 14 Februari 2019   06:36 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jasslyn Yeo, Global Market Strategist JP Morgan mengatakan, "Apa yang kami lihat di Asia dan negara berkembang adalah bear market bounce". JPMorgan positif terhadap pasar modal Indonesia serta China dan Korea Selatan tetapi akan lebih berhati-hati terhadap pasar modal India dan Filipina.

Apa yang dimaksud oleh Yeo adalah pasar Asia dan negara berkembang sedang berusaha untuk bangkit kembali dari kelesuan serta pelemahan yang terjadi pada 2018. Hal ini diungkapkan oleh Yeo saat ditanya mengenai pendapatnya oleh Bloomberg tentang penguatan pasar modal yang terjadi di Januari 2019.

Namun penguatan ini bukan tanpa risiko. Pelambatan pertumbuhan ekonomi dunia bisa menjadi penghambat perkembangan nilai pasar modal. The Fed juga belum menutup kemungkinan untuk menaikkan suku bunga Amerika Serikat (AS) tahun 2019.

JPMorgan sekarang ini mengurus sekitar USD 1,71 triliun aset per September 2018. Yeo menambahkan bahwa ada kemungkinan rebound atau kembalinya menguatnya pasar modal Asia hanya bisa berlangsung pada semester pertama tahun 2019.

Obligasi Indonesia lebih baik dibanding Obligasi India

Indonesia dan India adalah dua negara berkembang yang nilai ekonominya masuk dalam jajaran besar di kawasan Asia. Ekonomi Indonesia dan India memiliki beberapa kemiripan di tahun 2019.

  • Kedua negara memiliki defisit transaksi berjalan
  • Sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS
  • Net importir minyak bumi
  • Kedua negara akan menjalankan pemilu pada tahun 2019 ini.

Namun beberapa analis tetap lebih menjagokan obligasi Indonesia dibandingkan dengan India.

Secara umum India dihindari karena ada kebijakan Narendra Modi Perdana Menteri India yang memberikan pemotongan pajak besar-besaran dan subsidi bernilai miliaran USD demi meningkatkan elektabilitas.

Sedangkan Indonesia berhasil meningkatkan kondisi fiskal dan kebijakan moneter ketat demi bersiap untuk menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak menentu.

Manu George Director of Fixed Income Schroder Investment Management Ltd Singapura mengatakan, "Obligasi Indonesia lebih menarik dibanding India karena imbal hasil yang tinggi, ekonomi Indonesia akan berjalan dengan baik, dan secara keuangan Indonesia relatif lebih baik dibanding India."

"Jika membandingkan antara risiko dan potensi hasil. Dalam tahun politik Indonesia lebih menarik dibanding India. Indonesia lebih memiliki profil keuangan publik yang lebih baik dan kebijakan fiskal dan moneter yang ortodoks akan memiliki efek positif"  kata Timothy Ast Strategist BlueBay Aset Management London.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun