Datang ke Filantropi Indonesia Festival (FIFEST) yang berlangsung 15-17 November 2018 yang lalu, membawa sebuah pencerahan baru bagi saya. Filantropi yang menurut KBBI daring berarti cinta kasih (kedermawanan dan sebagainya) kepada sesama, selama ini yang saya tahu adalah kegiatan beberapa orang dermawan yang membantu sesama.
Seperti Bill Gates yang mendirikan Bill and Melinda Gates Foundation yang banyak bergerak untuk memberdayakan masyarakat di negara berkembang antara lain dengan cara meningkatkan kesehatan masyarakat dan membantu pendidikan. Sedangkan di Amerika Serikat organisasi ini membantu dalam memberikan akses pendidikan kepada yang tidak mampu.
Tahun 2017 Bill Gates menyumbangkan sekitar USD 4,6 miliar untuk Bill and Melinda Gates Foundation dalam bentuk saham Microsoft, sebuah sumbangan yang sangat besar dan terbesar sejak tahun 2000 di saat mereka menyumbang senilai USD 5 miliar untuk mendirikan yayasan.
Bill Gates sendiri bersama dengan beberapa orang terkaya di dunia lainnya, seperti Mark Zuckerberg dan Warren Buffett bertekad untuk menyumbangkan sebagian besar hartanya untuk kegiatan sosial.
Mark Zuckerberg dan istrinya Priscilla Chan akan menyumbangkan 99 persen dari saham Facebook yang dimiliki untuk kegiatan sosial selama hidup mereka. Sedangkan Bill Gates hanya akan mewariskan "sedikit" hartanya untuk anaknya.
Warren Buffett hanya akan mewariskan sekitar USD 2 miliar kepada masing-masing anaknya dibandingkan dengan total harta yang mencapai puluhan miliar USD. Pada tahun 1986, Warren Buffett mengatakan kepada Fortune bahwa dia ingin meninggalkan harta yang cukup untuk anaknya berbuat sesuatu. Namun tidak terlalu banyak yang bisa membuat anaknya tidak perlu melakukan apa pun.
Pencerahan Baru
Ternyata selama ini pemahaman saya salah, filantropi tidak hanya berlaku untuk individu. Organisasi yang membantu sesama pun bisa dikatakan melakukan kegiatan filantropi.
Kegiatan perusahaan yang dilakukan dalam rangka memenuhi tanggung jawab sosialnya (CSR) adalah salah satu kegiatan filantropi. Terlihat beberapa perusahaan seperti ADARO, Freeport Indonesia dan Sido Muncul turut serta dalam FIFEST 2018.
Freeport Indonesia (PTFI) sejak tahun 1992-2017 telah menggelontorkan dana senilai USD 1,56 miliar untuk program pengembangan masyarakat. Menurut humas PTFI saat ini Freeport Indonesia mengalokasikan sekitar 1 persen dari pendapatan kotor atau sekitar Rp 1 triliun per tahun untuk program pengembangan masyarakat. Setengah dana tersebut dikelola sendiri oleh PTFI dan sisanya diserahkan kepada beberapa organisasi yang bekerja sama dengan PTFI untuk dikelola.