Gus Dur adalah tokoh yang mengedepankan keadilan, toleransi dan persatuan Indonesia. Yenny Wahid sebagai putrinya tentu saja mendalami apa yang diajarkan oleh Gus Dur. Sehingga kalau boleh disimpulkan tidak suka dengan politisasi SARA yang terutama sangat terlihat di Pilkada DKI 2017.
Mungkin ini adalah alasan lain yang menjadi pertimbangan Yenny untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin, atau malah alasan utama?
**
Di sisi lain dengan segala loyalitas dan kerja keras PKS dalam memenangkan Pilkada DKI, usaha untuk mendapatkan posisi wakil gubernur yang ditinggalkan Sandi belumlah terlihat titik terang.
Dimulai dengan M Taufik yang walaupun eks napi koruptor tetapi merasa sangat percaya diri akan didukung Gerindra untuk mendapatkan posisi wagub. Namun mungkin melihat penolakan publik Gerindra mengajukan Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo yang notabene keponakan Prabowo sebagai calon wagub.
Apakah ini berarti PKS lagi-lagi akan makan angin? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
PKS sampai saat ini masih loyal dan mendukung pasangan Prabowo-Sandi. Bisa dilihat dari penyematan gelar ulama untuk Sandi oleh Hidayat Nur Wahid, walau kemudian dikatakan bahwa Sandi bisa dibilang ulama karena keahliannya di bidang ekonomi bukan agama.
Mungkinkah penyebutan ulama ini untuk mengurangi kekecewaan akar rumput PKS karena pilihan wapres Prabowo bukan ulama? Mari kita tunggu hasil perolehan suara PKS di 2019.
Salam
Hanya Sekadar Berpikir
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H