Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Simalakama Harga Kebutuhan Pokok dan Bulog

21 Maret 2018   11:35 Diperbarui: 5 Mei 2018   09:04 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyerapan dan penyaluran beras secara rutin. Membutuhkan data yang akurat. Terkadang harga suatu barang bisa saja naik karena data yang mengatakan stok sedikit. Padahal disimpan oleh para pemburu rente.

Baca "Data adalah hal yang penting"

Berapa banyak stok yang harus dimiliki Bulog juga membutuhkan data. Pedagang akan takut mempermainkan harga jika Bulog atau pemerintah memiliki stok yang cukup, sesuai dengan jumlah beras yang diperdagangkan.

Untuk barang pokok yang lain, bawang, cabai dan jagung misalnya. Membutuhkan sebuah penanganan khusus jika ingin disimpan dalam jangka waktu lama. Jika menginginkan Bulog yang menjadi stabilitor harga, maka mau tidak mau pemerintah harus memberikan investasi dalam teknologi kepada Bulog agar bisa menyimpan cabai, bawang dan lainnya dalam waktu lama.

Saya melihat kemungkinan Bulog bisa menjadi stabilitor harga barang kebutuhan pokok, khususnya produk pertanian. Harga pembelian sebaiknya diubah menjadi minimal dan maksimal,sehingga pada saat harga jatuh Bulog bisa menjadi penyangga dengan membeli pada harga minimal.

Bulog harus diberikan otonomi dan dikelola dengan profesional. Modal yang cukup, data yang akurat,  teknologi yang mumpuni dengan target bukan untung, namun hanya balik modal. Sehingga bisa berperan lebih besar dalam menjaga kestabilan harga barang kebutuhan pokok.

Petani senang mendapat harga yang menguntungkan dan rakyat senang mendapat harga yang terjangkau.

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun