Mohon tunggu...
Ronald Wan
Ronald Wan Mohon Tunggu... Freelancer - Pemerhati Ekonomi dan Teknologi

Love to Read | Try to Write | Twitter: @ronaldwan88

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepi yang Bukan Berarti Kesepian

16 Maret 2018   10:01 Diperbarui: 16 Maret 2018   10:07 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman Now adalah zaman yang penuh dengan keramaian. Di kehidupan nyata, seperti saya di Jakarta. Dulu kemacetan paling sampai jam 21.00, sekarang boleh dibilang sampai dengan 24.00 masih ditemui kemacetan di beberapa tempat.

Tempat makan, toko, hiburan dan lain keperluan banyak bertebaran di Jakarta. Jam berapa saja Anda butuh makan atau yang lainnya. Jika tahu tempatnya maka akan sangat mudah menemukan yang dibutuhkan.

Di dunia maya, ada sebuah grup WA yang saya ikuti. Bahkan bagaikan memiliki shift, artinya ada yang ngalong, ada yang aktif di diang hari sampai dengan malam hari. Jika ingin saya bisa berinteraksi kapan saja.

Berita, dulu hanya mungkin kita dapatkan pagi dan sore hari. Baik melalui TV maupun koran. Sekarang 24 jam ada saja berita yang bisa kita nikmati. Mulai dari yang serius sampai dengan gosip artis terbaru. Mulai dari berita dalam negeri sampai dengan luar negeri.

Otak kita terus menerus menerima rangsangan tanpa henti jika mau. Belum lama ini ada berita yang membahas bahwa zaman now, hampir semua orang kekurangan tidur. Waktu tidur ideal antara 7-8 jam sehari sulit untuk dipenuhi.

Mencari sepi

Saya pribadi adalah orang yang membutuhkan ketenangan jika ingin bisa berpikir dengan jernih. Tanpa gangguan baik dalam dunia nyata ataupun dunia maya. Juga jangan sampai ada gangguan dari dunia spriritual, hehehe.

Dalam masa bekerja, karena memang jabatan yang belum terlalu tinggi sulit untuk bisa mendapatkan sebuah ruang pribadi. Akhirnya memanfaatkan "smoke break" yang selain bisa meladeni rasa kecanduan dan juga mencari ruang sepi untuk dapat berpikir. Serta berusaha menciptakan ruang lain pada saat bekerja (mengosongkan gangguan), walaupun masih bisa terganggu dengan suara telpon ataupun panggilan langsung.

Sepi di pagi hari buat saya adalah sebuah keindahan. Belum adanya orang yang bangun di rumah dan biasanya notifikasi di ponsel juga sangat minimal. Bisa membuat saya melayang berpikir tentang apa saja dan seringkali malah menjadi inspirasi tulisan hari itu.

Dalam sepi saya tidak merasa kesepian. Karena pikiran saya bekerja terus sehingga tidak merasakan bahwa adanya kekurangan tidak adanya manusia lain. Memang manusia adalah makhluk sosial yang butuh interaksi dengan manusia lain.

Tetapi bukankah manusia juga perlu istirahat baik mental maupun fisik? Menurut saya menyepi bisa mengistirahatkan mental kita dari rumitnya pergaulan antar manusia. Waktu bagi kita untuk berpikir bahkan merenung tentang apa saja.

Merenung guna dapat memperbaiki diri dan memecahkan masalah yang dihadapi. Sepi tidak selalu berarti kesepian. Kembali ke pikiran, bagaimana kita bersikap terhadap sepi?

Selamat Hari Raya Nyepi bagi kawan-kawan yang beragama Hindu

Salam

Hanya Sekadar Berbagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun